Wednesday, August 17, 2011

Pidato Ketua Umum Serikat Mahasiswa Indonesia Dalam Hari Lahir Ke-V


Hidup Kelas Buruh !!! Hidup Kaum Tani !!!
Hidup Pemuda !!! Hidup Kaum Miskin Kota !!!
Hidup Mahasiswa Progresif Revolusioner !!!

SMI
Cerdas, Militan, Merakyat !!!

Salam Pembebasan Nasional!!!
Kawan-Kawan Seperjuangan !!!
Kami sampaikan rasa hormat setinggi-tingginya kepada kawan-kawan, seluruh anggota Serikat Mahasiswa Indonesia di perbagai penjuru negeri ini yang senantiasa bersama-sama berjuang tanpa mengenal rasa letih ditengah-tengah massa-rakyat yang tertindas serta senantiasa berpegang teguh terhadap perjuangan pembebasan nasional. Tak lupa juga, kami sampaikan terima kasih kepada organisasi-organisasi rakyat yang telah banyak memberikan kritik dan dukungannya dalam aktivitas persatuan perjuangan pembebasan. Dan kami yakini bahwa dengan persatuanlah rakyat mampu melewati masa suram kehidupan umat manusia menuju kemenangan dan kesejahteraan. Kepada seluruh mahasiswa di penjuru tanah air ini, kami sampaikan salam kenal dan salam hangat dari Serikat Mahasiswa Indonesia, sebuah organisasi massa mahasiswa yang terus berjuang melawan kapitalisasi pendidikan. Dimana praktik jahat dari kapitalisasi pendidikan telah menghancurkan kualitas tenaga-tenaga produktif rakyat Indonesia.
Kawan-Kawan Yang Terhormat !!!
Dalam kesempatan ini, di momentum Hari Lahir Serikat Mahasiswa Indonesia yang ke-5, kami sampaikan pidato yang berjudul “Perkuat Organisasi Kita dan Bersama Gerakan Rakyat Melawan Kapitalisasi Pendidikan”. Judul ini bukanlah dari keinginan-keinginan semata, namun lahir dari gerak materi yang senatiasan berkembang. Dimana saat ini kita berada di tengah-tengah masyarakat yang dikuasi oleh kapitalisme  serakah dengan cara memeras keringat dan merampok setiap denyut nadi kehidupan rakyat. Dan organisasi kita (Serikat Mahasiswa Indonesia) yang memiliki karakter anti Imperialisme, sudah menjadi keharusan agar terus memperbaiki dan mengembangkan diri guna menghadang laju kelas pemodal yang terus menindas rakyat.
Sejarah terus bergerak maju, menempatkan posisi kapitalisme yang lebih arogan dalam memenuhi hasratnya. Penghisapan yang tanpa mengenal batas-batas wilayah ataupun negara. Bagai jaring laba-laba, ia menjerat setiap negara lalu dihisap, dirampok kekayaannya. Kapitalisme dengan watak sejatinya, terus-menerus meluaskan dominasinya. Pendidikan sebagai modal untuk mencerdaskan dan sebagai alat pembebasan pun telah terkapitalisasi. Pendidikan telah menjadi komoditas pasar yang diperjual-belikan.
Kawan-Kawan Yang Anti Kapitalisme !!!
Di zaman penjajahan modal (Kapitalisme) tatanan ekonomi yang dilahirkan adalah ekonomi kapitalisme. Hal itu ditunjukan dengan adanya kepemilikan pribadi dari segelintir orang yang menguasai mayoritas rakyat dibelahan dunia. Begipula di Indonesia tatanan masyarakat dan ekonominya berdiri kokoh sistem kapitalisme yang terus menghisap kehidupan rakyat. Orde sosial,  hubungan-hubungan sosial dari hubungan-hubungan produksi yang timpang ini telah menghempaskan rakyat pada kubangan lumpur penindasan. Kondisi seperti inilah yang telah membelah masyarakat menjadi dua kelas yang saling berlawanan, yaitu kelas pemilik pemodal dan kelas buruh.
Sejatinya dengan tangan dan fikiran buruhlah yang telah membangun peradaban modern.  Lihatlah gedung-gedung menjulang tinggi, jalan raya yang halus, televisi yang ada dirung tamu, mobil yang selalu mengantarkan ketempat tujuan, pakaian yang kawan-kawan pakai dan lain sebagainya merupakan hasil karya kelas buruh. Dan mereka kaum tani dengan telaten merawat tanaman, buah-buahan sehingga hasil karya dapat menghidupi ratusan juta manusia. Namun, ternyata kehidupan kelas buruh dan kaum tani tidak jua membaik, melainkan yang didapat adalah keterasingan, penindasan dan kesengsaraan.
Dan sekarang, perkembangan sistem kapitalisme yang masih mengalami krisis hebat, telah membuat rakyat semakin menderita. Dengan pelbagai cara kapitalisme hendak mendiagnosis krisisnya. Kenyataanya bahwa kapitalisme gagal untuk memulihkan diri dengan berbagai program jahatnya seperti pemberian dana stimulus, pengetatan anggaran dan Hutang.
Modus yang lebih jahat lagi dari kapitalisme dalam mengekspansi modal guna mengobati krisisnya yakni dengan strategi perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan bentuk perampokan bebas-besar oleh kapitalisme terkhusus di negeri dunia ke-3. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya manusia maupun alam, sekaligus sebagai surga pasar modal merupakan sasaran utama bagi perampokan kapitalisme.
Kawan-Kawan Yang Terus Berlawan !!!
Suatu kenyataan bahwa kesejahteraan tidak akan lahir dari rahim kapitalisme. Kapitalisme akan selalu melahirkan kemiskinan, penindasan bagi mayoritas masyarakat dibelahan dunia manapun dan ia akan menguntungkan segelintir orang yang punya modal. Apalagi pada situasi krisis saat ini, rakyat menjadi semakin menderita karena menanggung semua beban dari krisis kapitalisme tersebut.
Negara sebagai alat kelas yang berkuasa telah membuka jalan bagi investor (kelas pemodal) sekala besar dengan berbagai kesepakatan-kesepakan dan regulasi-regulasi kebijakannya. Beberapa kesepakatan-kesepakan (misalnya, National Summit dan ASEAN Summit) telah mendatangkan investor-investor untuk menamkan modalnya keberbagai sektor di penjuru tanah air.
Salah satu praktik jahat negara, rezim SBY-Boediono untuk mendatangkan kelas pemodal yakni dengan menjual eksistensi kelas buruh Indonesia dengan politik upah murah. Negara telah menjamin bahwa upah buruh akan lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Belum lagi skema ekploitasi yang begitu kejam oleh kelas pemodal, yakni dengan skema “labour market flexsebility”. Labour market fleksebility ditunjukan dengan penerapan sistem kerja kontak dan outsourching yang kian menghilangkan hak-hak normatif kelas pekerja.
Dengan drajat penindasan yang tidak kalah kejamnya dengan kelas buruh, kaum tani miskin dan buruh tani yang tak bertanah dipedesaan semakin dimiskinkan oleh rezim kapitalistik. Negara berlahan-lahan mulai melepas tanggungjawabnya dengan mencabut subsidi pertanian. Dan dari hari kehari lahan petani kian menyempit. Kondisi tersebut diperparah dengan rencana rezim SBY-Boediono yang didukung sepenuhnya oleh kelas pemodal yaitu pengesahan Rancangan Undang-undang Pengadaan Tanah untuk Pembangunan. RUU ini sejatinya adalah RUU perampasan tanah untuk kepentingan kelas pemodal.
Kemudian liberalisasi pertanian semakin menggurita dengan pilihan model Food Estate oleh Rezim SBY-Boediono, yang mana pilihan Food Estate akan mempermudah pihak pemodal dalam berinvestasi. Maka pengembangan industri pertanian skala luas atau Food Estate sejatinya bukan diperuntukan untuk kaum tani miskin dan buruh tani, melainkan lahan pertanian yang subur akan diserahkan penguasaan dan pengelolaannya kepada koorporasi pertanian.
Ditambah lagi dengan kekerasan negara dan aparaturnya yang semakin menambah penderitaan kaum tani. Tidak sedikit kaum tani yang meninggal ditembak oleh aparat keamanan (polisi dan TNI). Karena alat kekerasan negara memang diciptakan untuk melindungi kelas yang berkuasa yaitu kelas pemodal.
Disisi lain, kemajuan-kemajuan peradaban modern tidak membuat pemuda dan kaum miskin kota terangkat derajatnya. Pemuda dihadapkan dengan persoalan penganguran. Dalam sistem kapitalisme, para pemuda sengaja dipaksa menjadi bagian dari tentara cadangan industri. Sedangkan kaum miskin kota selalu dianggap sampah oleh negara, mereka selalu digusur-kesana kemari. Jamin kesejahteraan terhadap mereka adalah ilusi belaka. Negara beserta elit politik borjuasi benar-benar telah gagal dalam menuikan tugaskan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.
Kawan-Kawan Yang Senantiasa Melawan Kapitalisasi Pendidikan !!!
Pendidikan Nasional sebagai komoditas semakin hari semakin masif menuju puncak liberalisasi dan telah menghancurkan kualitas tenaga-tenaga produktif serta telah menciptakan budaya baru yang kapitalistik. Wajah liberalisasi pendidikan hari ini memang sudah di persiapkan dari jauh-jauh hari. Dimana kepentingan kapitalisme (internsional maupun nasional) adalah untuk menjadikan pendidikan sebagai barang jasa yang dapat menghasilkan surplus value bagi kelas pemodal.
Kapitalisasi pendidikan yang kejam ini telah menutup akses rakyat untuk mendapatkan hak-haknya atas pendidikan. Coba lihat! buruh dan tani Indonesia yang penghasilan pas-pasan, pas-pasan untuk mengisi perut, tidak mungkin akan mampu menyekolahkan anaknya yang biayanya selangit! Selain mahalnya biaya pendidikan, out put dari pendidikan nasional tidak mampu mengembangkan kualitas tenaga produktif manusia Indonesia. Lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta bersaing bukan dalam soal peningkatan mutu (kualitas) pendidikan, melainkan dalam persaingan harga biaya pendidikan. Dan ketika pendidikan menjadi barang dagangan, mutu pendidikan atau kemampuan akademik tidak akan diperioritaskan. Kenyataannya bahwa mutu pendidikan nasional masih rendah. Pendidikan nasional masih jauh tertinggal dalam tingkat partisipasi pendidikan tinggi dan mutu akademik dibanding dengan negara Malaysia, Filiphina dan Singapura.
Ironisnya sudah biaya pendidikan mahal dan kualitas pendidikan yang rendah, masih juga praktik-praktik pungutan liar dijalankan oleh lembaga pendidikan. Praktik Pengutan liar diterapkan dengan modus biaya daftar ulang siswa dengan kegunaan untuk membeli seragam, buku pelajaran, dana pembangun, dana perpustakaan dan lain sebagainya yang mencapai jutaan rupiah. Pungutan liar pun tidak hanya disekolah-sekolah namun terjadi di universitas bahkan lebih besar pungutan liarnya.
Kita yakini bahwa Modal utama dalam mengembangkan potensi manusia menjadi manusia yang “tercerahkan” adalah pendidikan. Pendidikan mampu meruntuhkan penjara kebodohan manusia, membalikan dari yang gelap menjadi terang, pembuka pintu kepada kesadaran-diri, meningkatkan harkat dan martabat manusia serta membebasakan manusia dari penindasan. Namun kenyataannya, dibawah rezim borjuasi tidak akan pernah mau, tidak pernah ada keinginan dan tak akan rela untuk mencerdaskan rakyatnya.
Hal itu dibuktikan dengan berbagai kebijakan yang tidak memihak pada rakyat. Dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) negara jelas telah melepaskan tanggungjawab terhadap pendidikan nasional. Pendidikan diserahkan kepasar, diperjualkan layaknya komoditas. Bahkan Rencana Undang-undang Perguruan Tinggi (RUU PT) yang hendak disahkan merupakan upaya rezim meliberalisasikan pendidikan nasional secara total.
Kawan-Kawan Yang Militan !!!
Benar bahwa perjuangan kita adalah melawan kapitalisasi pendidikan sebagai ekspresi perjuangan normatif kita sebagai mahasiswa. Namun persoalan pendidikan nasional sejatinya bukan hanya persoalan mahasiswa atau pun civitas akademika kampus semata, melainkan persoalan rakyat. Rakyat memiliki kepentingan terhadap pendidikan nasional !!!. Maka bersama rakyatlah kita berjuang dalam menghalau cengkraman kapitalisme dalam dunia pendidikan nasional.
Dengan amat sadar, bahwa kita tidak akan mampu mengubur kapitalisme di dunia pendidikan sendirian. Kita membutuhkan sekutu-sekutu dari seluruh gerakan rakyat. Tanpa mereka kita kerdil tak punya kekuatan, dan lama-kelamaan akan hilang tergerus oleh geganasan kapitalisasi pendidikan.
Maka daripada itu, Ayo kita kepabrik-pabrik, kesawah-sawah katakan pada mereka kelas buruh dan kaum tani bahwa mereka memiliki kepentingan yang sama terhadap pendidikan nasional. Katakan pada mereka, gara-gara negara yang dipimpin kelas borjuasi tidak akan rela memberikan pendidikan secara cuma-cuma. Katakan pula kepada mereka, ayo kita bersama-sama berjuang melawan kapitalisasi pendidikan.
Kapitalisasi Pendidikan: Hancurkan !!!
Pendidikan Gratis: Ilmiah, Demokratis !!!
Pendidikan Gratis: Bervisi Kerakyatan !!!
Persatuan Gerakan Rakyat: Lawan Kapitalisasi Pendidikan !!!
Maka jelaslah, bahwa persatuan gerakan rakyat yang kita butuhkan dalam mengubur dalam-dalam kapitalisme didunia pendidikan.
Kawan-kawan Kaum Revolusioner !!!
Apakah perjuangan melawan kapitalisasi pendidikan akan membawa pada pembebasan nasional? Tentu tidak!!! Bisa kita lihat posisi politik di Negara kita sebagai suprastruktur hanya mengakomodir kepentingan kelas borjuasi dan melemahkan kepentingan rakyat. Rezim beserta aparatur Negara lainnya bukanya tidak mampu, akan tapi tidak ada keinginan untuk merubah tatanan negeri ini lebih maju, mereka hanya berupaya mempertahankan kekuasaannya untuk menindas rakyat.
Rezim beserta elit politik lainnya hanya tunduk dan menghamba pada sistem kapitalisme yang serakah !!! rezim telah gagal mensejahterakan rakyat !!! Sekali lagi kami tegaskan, dibawah sistem kapitalisme tidak akan pernah ada program kerakyatan seperti reforma agraria sejati, nasionalisasi aset vital dan industrialisasi nasional yang kuat dan mandiri.
Maka tidak ada jalan lain dari pembebasan nasional, kecuali menghancurkan sistem kapitalisme beserta rezim dan elit politik burjuasi busuk dengan persatuan gerakan rakyat. Yaitu persatuan kelas buruh sebagai tenaga penggerak revolusi sosial dan kekuatan kaum tani serta didukung dengan gerakan rakyat lainnya (pemuda, mahasiswa dan kaum miskin kota). Dengan persatuan inilah, sejatinya rakyat dapat merebut kekuasan borjuasi dan menentukan masa depannya sendiri yang sejahtera.
Kawan-Kawan Yang Merakyat !!!
Kita sudah tahu mana musuh dan kawan perjuangan kita. Musuh kita adalah kapitalisme yang menghisap dan menindas rakyat. Sedangkan kawan atau sekutu perjuangan kita adalah mereka yang selalu diperas keringatnya di pabrik-pabrik, mereka yang selalu dijarah sawah dan ladangnya, mereka yang selalu digusur kesana-kemari, mereka yang selalu berbaris sebagai tentara cadangan industri.
Dan kita ketahui bersama, bahwa di ruang kampus penuh dengan propaganda-propaganda jahat kapitalisme guna menjauhakan kita kepada rakyat. Bujuk rayu dan ilusi menyesatkan kapitalisme mengubah watak kita menjadi watak yang individualis, apitis, apolitis serta hedonis. Hampir tidak kita temui serpihan propaganda kelas buruh kampus-kampus.
Oleh karena itu, kesadaran kelas yang hendak kita bangun haruslah senantiasa bersinggungan langsung dengan kelas buruh, bersama rakyat. Dari mengubah liburan gaya borjuasi menjadi LIBERA (liburan bersama rakyat), melakukan live in serta melakukan kerjasama programatik dengan organisasi buruh maupun tani, niscaya kita akan ditempa menjadi mahasiswa yang memiliki kesadaran kelas, yaitu kesadaran kelas buruh.
Kawan-Kawan Yang Terus Bekerja Membesarkan Organisasi !!!
Langkah dasar yang harus ditempuh kita guna memperkuat organisasi kita, menjadikan organisasi menjadi besar dan revolusioner adalah dengan menguasai keadaan, keadaan itu harus dianalisis (dibaca), buat planning lalu lakukan kerja-kerja kongkrit dengan tujuan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini dan seterusnya. Kita akan beromong-kosong jika kita hanya membicarakan atau mendiskusikan masalah kerakyatan namun kita tidak ada yang dikerjakan. Maka diperlukan langgam gerak yang revolusioner yang sepenuhnya jiwa raga dipersembahkan kepada rakyat tertindas melalui perjuangan yang terpimpin.
Setidaknya ada beberapa jalan terang yang akan menuntun kita menjadi organisasi yang besar, tangguh dan revolusioner. Pertama, kita harus sungguh-sungguh dalam mengamalkan (mempratekkan) teori yang telah kita dapatkan untuk membebaskan rakyat dari hisapan orang-orang serakah (kapitalis). Kesinambungan antara teori dan praktek dengan sadar dan ikhlas akan memberikan manfaat bagi diri sendiri yaitu kian tumbuhnya semangat berlawan dan tentunya kepada rakyat yang tertindas.
Kedua, Hanya dengan adanya kesatuan disiplin yang kuat ini organisasi kita bisa tetap memelihara sifat memimpin, bisa tetap mempertahankan sifat berdiri sendiri dalam ideologi, politik dan organisasi, serta bisa tetap memelihara hubungan yang erat dengan massa mahasiswa dan massa-rakyat . Disiplin organisasi kita bersumber dari nilai-nilai kehidupan kelas buruh. Bagaimana kelas buruh dituntut datang sebelum jam kerja, kedisiplinan kelas buruh dalam menjalankan kerja produksi, ia memiliki kehatian-hatian dalam memproduksi sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Dan yang terpenting disiplin kelas buruh dalam memenagangkan kontradiksi dengan kelas pemodal !!! Mari kita contoh disiplinnya kelas buruh !!!
Ketiga, dalam pratek perjuangan adakalanya perhitungan kita tidak cocok dengan keadaan objektif. Maka timbulah kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan. Kekurangan dan kesalahan merupakan penyakit yang ganas. Penyakit tersebut tidak boleh dibiarkan, melain sesegera mungkin harus diobati, sebab kalau tidak, ia dapat menghacurkan dan meluluh-lantahkan organisasi. Disinilah pentingnya kritik oto kritik sangat dibutuhkan dalam terapi organisasi dalam menuju organisasi yang besar.
Keempat, kolektif bukanlah kerja gerombolan, melainkan kerja dengan pembagian kerja yang rapi dan sistematis. Dalam hal ini pekerjaan tidak juga dilakukan hanya seorang saja bahkan hanya melimpahkan pada pimpinan-pimpinas semata, melainkan semua alat organisasi berkerja menurut tugas dan fungsi masing-masing dengan berpegang pada kesimpulan-kesimbulan yang dibuat secara bersama. Kerja kolektif juga bukan kerja yang parsial melainkan kerja yang saling berhubungan, oleh karena itu dibutuhkan ruang koordinasi yang teratur. Ayo tunjukan kerja kolektif kita !!!
Kelima, dalam mekanisme organisasi, sentalisme demokrasi merupakan penuntun arah gerak organisasi. Dimana perseorangan harus tunduk pada organisasi, minoritas tunduk di bawah mayoritas, organisasi rendah tunduk kepada organisasi lebih tinggi, serta keseluruhan organisasi berada dibawah kepemimpinan nasional dan Konfrensi Nasional. Sentralisme demokrasi juga akan membentengi dari gerak sporadis dan tak terpimpin yang akan membahayakan organisasi.
Keenam, praktek kita ada massa. Sebagai organisasi massa mahasiswa, kita tentu harus berbaur dengan lautan massa mahasiswa. Dengan menyatunya kita dengan massa, kita akan mengetahui apa kemauan massa dan mana yang dapat dimajukan dari massa. Lebih tinggi lagi adalah massa-rakyat. Sebagai organisasi yang memiliki perspektif multi-sektor, sudah keharusan kita berdampingan dengan massa rakyat yang selalu dimiskinkan oleh sistem kapitalisme. Dengan mereka kita belajar bersama dan berjuang bersama. Inilah yang kita namakan garis massa !!!
Kawan-Kawan Tercinta !!!
Lima tahun berjalannya organisasi kita banyak pahit manis yang kita rasakan. Lima tahun kerja organisasi kita kadang mulus kadang tergelincir. Namun kita senantiasa selalu belajar dan terus-menerus belajar dari sejarah guna memperkuat dan memperluas struktur organisasi kita.
Dengan momentum lima tahun hari lahir organisasi kita Serikat Mahasiswa Indonesia kian menambah semagat perjuangan kita, kian memperhebat kerja-kerja dalam lapangan ideologi, politik dan organisasi, serta kian meningkatkan keyakinan kita akan pembebasan nasional yakni terwujudnya kehidupan masyarakat yang demokratis secara politik, adil secara sosial, sejahtera secara ekonomi, dan partisipatif secara budaya.
Sebelum dipenutup, kami tegaskan sikap politik Serikat Mahasiswa Indonesia bahwa dibawah sistem kapitalisme, rezim SBY-Boediono dan elit-elit borjuasi telah gagal dalam mensejahterakan rakyat. Serta menyerukan kepada seluruh elemen gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat agar membangun persatuan perjuangan dalam melawan gurita kapitalisasi pendidikan !!!
Demikian pidato kami dalam menyambut hari lahir Serikat Mahasiswa Indonesia, dan sekali lagi, kepada seluruh gerakan rakyat Indonesia kami sampaikan terima kasih atas kritik dan dukungan yang telah membesarkan kami. Kepada seluruh anggota Serikat Mahasiswa Indonesia yang terus-menurus bekerja berlandaskan garis politik pembebasan nasional melawan imperialisme kami sampaikan rasa hormat setinggi-tinginya dan tak lupa jua kami ucapkan selamat hari lahir Serikat Mahasiswa Indonesia Ke-V.

Hidup Kelas Buruh !!!! Hidup Kaum Tani !!!  Hidup Rakyat Indonesia !!!
Viva SMI !!! Jayalah Serikat Mahasiswa Indonesia !!!
SMI: Cerdas, Militan, Merakyat !!!

Jakarta, 17 Agustus 2011

KPP – SMI
(Komite Pimpinan Pusat – Serikat Mahasiswa Indonesia)
Lihat SMI Semarang Office di peta yang lebih besar