Sunday, January 12, 2014

PERJUANGAN FRONT DAN PERJUANGAN DEMOKRATISASI KAMPUS



Ditulis oleh Toni Triyanto 

Dalam setiap fase pergolakan politik di tanah air ini sebenarnya tidak lepas dari peran
kaum pemuda dan Mahasiswa, sepanjang sejarah pada setiap levelnya gerakan pemuda
dan Mahasiswa selalu ambil bagian yang cukup penting, terlepas dalam prosesnya
ternyata banyak evaluasi yang cukup mendalam. Suatu contoh konkrit bisa kita lihat pada
Gerakan mahasiswa pasca Reformasi ’98 yang kemudian tidak memandang kampus
sebagai basis utama perlawanan mahasiswa dalam memperjuangkan hak-hak demokratis
mahasiswa. Banyak persoalan mahasiswa di kampus yang sebenarnya bisa disikapi dan
bisa dijadikan sebagai pemicu dalam menggelorakan kampus ternyata tidak direspon oleh
organisasi-organisasi Mahasiswa baik intra kampus maupun ekstra kampus, mulai dari
persoalan minimnya fasilitas, layanan administrasi  yang berbelit-belit, pungli, biaya
kuliah yang semakin mahal, represifitas terhadap aksi-aksi mahasiswa, kebebasan
berekspresi, berpendapat dan berorganisasi selalu dibatasi sampai pada hal yang cukup
strategis tentang pengambilan kebijakan kampus yang tidak pernah melibatkan
Mahasiswa (seperti pemilihan rektor dan perumusan-perumusan peraturan kampus).

Perjuangan demokratisasi kampus (perjuangan menyangkut pemenuhan hak-hak sosial
ekonomi dan hak politik di kampus) merupakan tugas fundamental yang harus dilakukan
oleh organisasi Mahasiswa, artinya bahwa setiap organisasi Mahasiswa baik intra kampus
maupun ekstra kampus harus mampu menjalankan fungsinya sebagai pelayan massa
Mahasiswa untuk memenuhi hak-hak sosial ekonominya. Peran lembaga mahasiswa
(BEM dan SENAT Mahasiswa) sangatlah lemah dan memposisikan dirinya eksklusif dari
kepentingan massa Mahasiswa khususnya dalam menyalurkan aspirasi perjuangan
mahasiswa, yang terjadi justru saling benturan antar organisasi di kampus hanya karena
orientasi politik Mahasiswa yang sangat pragmatis yang mempunyai kecenderungan
merapat dan tunduk dengan birokrasi kampus, elite politik lokal maupun elite politik
tingkat nasional, sehingga mereka hanya dijadikan sebagai kaki tangan untuk
melancarkan kepentingan-kepentingan elite. Hal sepertii inilah yang menimbulkan efek
kurang baik sehingga massa Mahasiswa tidak interes  terhadap organisasi Mahasiswa.
Persoalan tersebut sebenarnya sudah tercermin dari  mekanisme pembentukan dan pemilihan pengurus-pengurus lembaga Mahasiswa yang  sebenarnya tidak demokratis,
mengapa? Karena konsepsi pemilu Mahasiswa di kampus juga lebih cenderung sama
dengan konsepsi yang diterapkan oleh negara hari ini, artinya cara pandang terhadap
demokrasi masih cukup dangkal sehingga dalam prakteknya hanya memaknai demokrasi
secara prosedural. Dalam konteks kampus massa Mahasiswa hanya di mobilisasi untuk
memilih calon ketua BEM ataupun SENAT dengan cara-cara yang cukup pragmatis
tanpa banyak memberikan pendidikan politik terhadap Mahasiswa. Lantas pertanyaanya,
konsepsi lembaga Mahasiswa yang cukup representative seperti apa? Apa relasinya
dengan ormass Mahasiswa ekstra kampus ? Sehingga mampu mengemban tugas-tugas
perjuangan massa Mahasiswa di kampus.

INTELEKTUAL ORGANIK SEBAGAI MANIFESTASI DARI SISTEM PENDIDIKAN PEMBEBASAN



INTELEKTUAL ORGANIK[1] SEBAGAI MANIFESTASI DARI SISTEM PENDIDIKAN PEMBEBASAN[2]

Oleh : H. Anugrah Surya Kusuma, S.H.

 “Sebagai golongan intelektual, tugas kita memang bukan sekedar ‘memberi makna’ terhadap realitas sosial globalisasi, menguatnya neoliberalisme saat ini, dan meratapinya. Tugas kita sebagai intelektual adalah ikut menciptakan sejarah dengan membangun gerakan pemikiran dan kesadaran kritis untuk memberi makna bagi masa depan kita sendiri.” [3]

Merujuk pada Mansour Fakih yang menganggap globalisasi merupakan suatu proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam suatu sistem ekonomi global[4], maka sesungguhnya makna yang terkandung didalamnya adalah proses pengintegrasian ekonomi ini secara langsung maupun tidak langsung akan menarik sektor lain seperti politik, budaya, sosial, dan lain sebagainya termasuk sektor pendidikan yang di Indonesia secara sistemik berangsur-angsur terintegrasi kedalam tatanan dunia pendidikan global.

Lihat SMI Semarang Office di peta yang lebih besar