Penyakit berbahaya yang perlu dibasmi dari kalangan kita diantaranya ialah penyakit “revolusioner sendirian”. Kawan yang terjangkit penyakit semacam itu gemar menepuk dada, sudah tahu ini tahu itu, pandai mencela ini mencela itu, memaki kanan-kiri dan sudahlah puas ia berbuat begitu dan anehnya agitasinya tidak ditunjukkan kepada massa, melainkan kepada kawannya sendiri. Berjam-jam kawan itu dapat berkongkoh, ngobrol tiada hentinya dan lagi terbatas diantaranya kawan dewek. Kemassa ialah tidak mau. Sang revolusioner sendirian menganggap massa terlalu rendah, bodoh dan amat hina. Bergaul dengan massa dipandang menurunkan harga diri (merek), menurunkan derajat. Sang revolusioner sendirian berpendapat, bahwa member laporan kepada massa itu adalah percuma. Bertukar fikiran kepada massa dianggap sia-sia, karena mustahil massa yang bodoh itu dapat mengerti keterangan-keterangannya. Karena mustahil pula massa yang goblog itu dapat membantah atau mengoreksi pendiriannya. Begitukah anggapan sang revolusioner sendirian (supermen) itu.
- GLOBAL WAVE of ACTION for FREE EDUCATION Nov.17th - Nov.23rd 2013
- Lihat Kumpulan Desain Terbaru SMI Semarang Di Page Facebook SMI grafis
- Konsistensi Perlawanan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Terhadap Kapitalisasi Pendidikan
- Statement Tolak Kenaikan Harga BBM 2013
- UU PT DISAHKAN : MALAPETAKA BAGI RAKYAT INDONESIA
Monday, July 18, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)
Lihat SMI Semarang Office di peta yang lebih besar