Monday, July 18, 2011

PERGAULAN DENGAN MASSA


Penyakit berbahaya yang perlu dibasmi dari kalangan kita diantaranya ialah penyakit “revolusioner sendirian”. Kawan yang terjangkit penyakit semacam itu gemar menepuk dada, sudah tahu ini  tahu itu, pandai mencela ini mencela itu, memaki kanan-kiri dan sudahlah puas ia berbuat begitu dan anehnya agitasinya tidak ditunjukkan kepada massa, melainkan kepada kawannya sendiri. Berjam-jam kawan itu dapat berkongkoh, ngobrol tiada hentinya dan lagi terbatas diantaranya kawan dewek. Kemassa ialah tidak mau. Sang revolusioner sendirian menganggap massa terlalu rendah, bodoh dan amat hina. Bergaul dengan massa dipandang menurunkan harga diri (merek), menurunkan derajat. Sang revolusioner sendirian berpendapat, bahwa member laporan kepada massa itu adalah percuma. Bertukar fikiran kepada massa dianggap sia-sia, karena mustahil massa yang bodoh itu dapat mengerti keterangan-keterangannya. Karena mustahil pula massa yang goblog itu dapat membantah atau mengoreksi pendiriannya. Begitukah anggapan sang revolusioner sendirian (supermen) itu.

                Main revolusioner sendirian itu adalah bertentangan dengan dasar perjuangan kita. Alam fikiran semacam itu mengajak orang bersikap lepas dari pada massa. Padahal sudahlah diketahui, dengan tiada massa tiadalah mungkin kita mendapatkan kekuatan yang mutlak untuk mencapai perubahan nasib gologan rakyat terbanyak. Kalau ditinjau dalam-dalam penyakit revolusioner sendirian itu sebenarnya berpangkal pada kaum tengahan keatas (borjuasi) dan atasan yang membawa watak kastanya yang mencurigai golongan rakyat terbanyak. Demikianlah kaum revolusioner sendirian itu kebanyakan berasal dari kasta feudal dan borjuis kecil yang dalam prakteknya amat takut kepada pengawasan (kontrol) massa. Memang makin dekat orang kepada massa, makin diawasi (dikontrol ) ia oleh massa, dan sesungguhnya control massa itu lambat atau cepat pasti menelanjangi bulat-bulat permainan pura-pura cinta kepada massa itu. Massa rela diperalat untuk kepentingan dan kebutuhan massa itu sendiri, tetapi kesadaran massa akhirnya pasti dan tentu menghukum tiap-tiap permainan yang memperalat massa untuk memusuhi massa itu sendiri.

Oleh : Ibnu Parna

No comments:

Post a Comment

Lihat SMI Semarang Office di peta yang lebih besar