Tuesday, October 12, 2010

SAJAK MERAH

Oleh : Wahyu Hidayat

SELAMAT TIDUR KOTA MERAH


Dingin…
Digaris – garis tapak tilas sejarah
Kota merah…
Terlelap terlalu panjang dalam kebisuaannya
Ah…
Sejarah tinggal dalam rak – rak buku pikiran- pikiran tua
Daun – daun muda
Kini telah kering serat – serat jalur hidupnya
Kota merah…
Kini telah tinggal dalam gelap
Gelap sejarah yang semakin usang!
Yang membuat bingung anak – anak muda sekarang
Bila kakek – kakek mereka bernostalgia
Dengan pucuk – pucuk senjata
Pemuda malah tertawa cekikikan
Menganggap itu semua guyonan
Dari ketopraknya orang – orang desa!

Semarang, 25 maret 2009




Salam Untuk Kemiskinan

Ada seorang ibu ibu datang kepadaku
dengan membawa seikat tambang ditangan kanannya

hei nak, maukah kamu membantu untuk mengikatkan tambang
ini dipepohonan tua itu?

untuk apa?

untuk menggantung kemiskinan ini nak...

dan aku titip salam untuk anakku
tolong disampaikan ya nak?...
nanti bilang untuk memandikan jasadku dengan ember kemiskinan
yang ada dipojok dapur rumah

aku hanya mengangguk tangis

esok harinya...

kulihat banyak pelayat tertawa riang didalam rumah yang mencoba
untuk tetap berdiri tegar itu...
lalu kulihat juga anak ibu itu
tertawa riang dan sekali kali bercanda dengan luberan air mata
dikedua pipinya

setelah selesai sedu sedannya..
ia masuk kedapur untuk mengambil ember
kemudian ia punguti tetes demi tetes keikhlasan yang ia masukan
kedalam ember yang telah penuh dengan kemiskinan mereka...

untuk memandingkan jasad ibunya!



PENGUMUMAN

orang miskin dilarang sekolah...!!!
orang miskin dilarang sakit...!!!
orang miskin dilarang minta subsidi...!!!

tapi...jangan lupa  bayar pajaknya?
dan tentunya jangan telat...!!!

                                                    ttd



                                                pemerintah

semarang, 29 maret 09



MAHASISWA

"generasi penerus bangsa" kata dosenku

"generasi penindas bangsa" celotehku

semarang, 29 maret 09

MUKA TEBAL PENJIPLAK DI KALANGAN AKADEMIS


Merebaknya budaya penjiplakan (copy-paste) di dunia akademis semakin menggurita, anehnya perguruan tinggi di Negara kita ini sangat cerdik sekali dalam menutupi dan melindungi penjiplakan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Penjiplak sudah tidak mengenal rasa malu lagi, apalagi di era zaman yang serba teknologi ini segalanya sudah terbalik: yang jahat tidak merasa malu, sedangkan yang baik merasa malu.
Demikian ramalan jaya baya tentang hal itu: (Banyak orang yang berkarya atau bekerja dengan baik malah malu, lebih baik berbuat tidak jujur saja. Orang malas berkarya atau penjiplak ingin hidup mewah, mengumbar nafsunya menangkarkan kedurhakaanya). Manusia sekarang ini sudah kehilangan rasa malunya. Manusia jadi tebal muka alias tak punya rasa malu khususnya untuk civitas akademik yang menjiplak karya-karya ilmiah orang lain.
Budaya copy paste di kalangan akademis sudah menjadi suatu hal yang wajar untuk dilakukan.  Kita bisa membayangkan apa jadinya nanti ketika  para dosen dan mahasiswa ternyata adalah seorang yang tidak mempunyai rasa malu dan sukanya menjiplak / mencuri karya ilmiah orang lain.  Mereka akan seenaknya, dan memakai segala karya-karya ilmiah hanya untuk semakin besarnya nama dan kekuasaan mereka.
Jangan harap jika perkembangan intelektualitas saat ini semakin menurun dan bobrok, hal itu disebabkan dengan adanya penjiplakan yang semakin meningkat dikalangan akademis. Dengan adanya Penjiplakan yang dilakukan oleh kalangan kaum akademis tanpa adanya rasa malu, niscaya hal itu akan membuat intelektualitas anak bangsa kita tidak berkualitas.   
Lihat SMI Semarang Office di peta yang lebih besar