Oleh : Wahyu Hidayat
SELAMAT TIDUR KOTA MERAH
Dingin…
Digaris – garis tapak tilas sejarah
Kota merah…
Terlelap terlalu panjang dalam kebisuaannya
Ah…
Sejarah tinggal dalam rak – rak buku pikiran- pikiran tua
Daun – daun muda
Kini telah kering serat – serat jalur hidupnya
Kota merah…
Kini telah tinggal dalam gelap
Gelap sejarah yang semakin usang!
Yang membuat bingung anak – anak muda sekarang
Bila kakek – kakek mereka bernostalgia
Dengan pucuk – pucuk senjata
Pemuda malah tertawa cekikikan
Menganggap itu semua guyonan
Dari ketopraknya orang – orang desa!
Semarang, 25 maret 2009
Salam Untuk Kemiskinan
Ada seorang ibu ibu datang kepadaku
dengan membawa seikat tambang ditangan kanannya
hei nak, maukah kamu membantu untuk mengikatkan tambang
ini dipepohonan tua itu?
untuk apa?
untuk menggantung kemiskinan ini nak...
dan aku titip salam untuk anakku
tolong disampaikan ya nak?...
nanti bilang untuk memandikan jasadku dengan ember kemiskinan
yang ada dipojok dapur rumah
aku hanya mengangguk tangis
esok harinya...
kulihat banyak pelayat tertawa riang didalam rumah yang mencoba
untuk tetap berdiri tegar itu...
lalu kulihat juga anak ibu itu
tertawa riang dan sekali kali bercanda dengan luberan air mata
dikedua pipinya
setelah selesai sedu sedannya..
ia masuk kedapur untuk mengambil ember
kemudian ia punguti tetes demi tetes keikhlasan yang ia masukan
kedalam ember yang telah penuh dengan kemiskinan mereka...
untuk memandingkan jasad ibunya!
PENGUMUMAN
orang miskin dilarang sekolah...!!!
orang miskin dilarang sakit...!!!
orang miskin dilarang minta subsidi...!!!
tapi...jangan lupa bayar pajaknya?
dan tentunya jangan telat...!!!
ttd
pemerintah
semarang, 29 maret 09
MAHASISWA
"generasi penerus bangsa" kata dosenku
"generasi penindas bangsa" celotehku
semarang, 29 maret 09
No comments:
Post a Comment