Saturday, December 24, 2011

Renungan Dalam Gemerlapnya Natal



Di tengah semakin menggilanya bencana kemanusiaan, di mana ratusan keluarga semakin kehilangan tempat tinggal, ribuan orang tua kehilangan mata pencahariaan dan jutaan anak kehilangan masa depannya, mereka di terjang oleh bencana alam, bencana kecelakaan, serta bencana lain akibat keserakahan.

Menurutmu, di manakah kita “Kaum Mahasiswa” akan lahir, besar dan menggunakan ilmu kita….???

Apakah di dalam gemerlapnya tempat-tempat milik perusahaan internasional yang menghisap kesejahteraan rakyat….???

Ataukah di tengah gelap dan kotornya rumah kontrakan atau kost-kostan di perkampungan buruh, dan sunyinya desa para petani yang sudah mulai diingkari…….

Hiduplah dengan semangat PEMBEBASAN dan pilihan yang dipilih oleh YESUS KRISTUS.  Di tengah kandang domba yang kotor dan gelap……

Tuesday, December 20, 2011

KAMPUS SEBAGAI TEMPAT PESTA KAUM ELIT BORJUASI

Oleh : SMI KOMHI

Universitas Muhammadiyah Mataram oleh masyarakat NTB dianggap sebagai lembaga penyelenggara pendidikan untuk  meningkatkan kualitas masyarakat NTB yang masih terkungkung oleh jeratan kebodohan dan kemiskinan. Anggapan itu kemudian hanyalah angan-angan belaka dari masyarakat NTB untuk menempuh pendidikan tinggi di kampus UMM sebagai jalan untuk meningkatkan taraf  hidup dengan harapan setelah keluar dari kampus UMM, sarjana-sarjana lulusan kampus UMM menjadi orang-orang yang bisa bersaing ditengah semakin sulitnya lapangan kerja. Propaganda pihak kampus di berbagai brosur/iklan, bahwa kampus UMM merupakan salah satu kampus unggulan di NTB yang memiliki fasilitas terlengkap, dosen yang berkualitas dan karyawan yang profesional. brosur itu ternyata hanyalah pembodohan terencana yang dilakukan oleh birokrasi kampus terhadap masyarakat. pada kenyataanya mahasiswa merasakan, bahwa kampus UMM sangat jauh dari brosur-brosur dan kata sambutan rector diacara wisuda tanggal 3 september 2011 yang mengatakan, bahwa kampus UMM memiliki segalanya untuk menciptakan sarjana-sarjana yang berkualitas dengan biaya kuliyah yang terjangkau.

Tuesday, December 13, 2011

Tolak Pengesahan RUU Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan “Undang-Undang Perampasan Tanah”

Usulan untuk membentuk RUU Pengadaan Tanah untuk Pembangunan oleh Presiden SBY pada tanggal 15 Desember 2010 melalui Amanat Presiden No. R-98/Pres/12/2010, telah membuktikan bahwa SBY merupakan rezim borjuasi yang selalu berpihak kepada para pemilik modal. Sebab usulan tersebut (dari Presiden SBY) sesuai dengan hasil-hasil rekomendasi dari National Summit (rembuk nasional) 2009, jelas menguntungkan bagi para pengusaha (investor)!.

Indonesian student protests Sultan Agung Islamic University Semarang City, demanding freedom of talk, expression, organization & free education in Indonesia.





Hundreds of students from the Sultan Agung Islamic University (UNISSULA) came to the Central Java Regional Police Office next to the parliament building in the city of Semarang, Tuesday (12/13/2011). They rallied demanding the police to apologize for the crackdown on student activists UNISSULA, when the action Anti-corruption Day World on 9 December. The action is the aftermath of a number of police officers suspected of committing acts of violence against students rpresifitas & UNISSULA, among others (Habib Hidayat, Tefur Rohman, Ali Subkhan, Khoirul Anwar, and Kiwil).
According UNISSULA student version, at the time will go towards the Office of Central Java DPRD they confronted the police who then disperse these rallies. The event coincided with the arrival of President Susilo Bambang Yudhoyono opened the Anti-Corruption Day in the Great Mosque, Semarang, Central Java. The arrival of the President in Semarang City requires security forces to sterilize a number of locations, such as the Office of the Parliament of Central Java, which became the location of student protests.
In today's demonstration, the students shouted that the police are represented Kaploda Central Java, apologized for the incident of violence. The demonstrators who were doing the action also criticized the government's performance and leadership of the state of SBY-BD and the bourgeoisie's political elites have failed to guarantee freedom of opinion, expression, association and free education in Indonesia.
At the end of the demonstration is being done by students UNISSULA and after a few representatives of the mass action after negotiating with several police officers, so that the action taken has been getting a response from the local government and police that they finally apologized for the treatment of police repression against students and they also accept the demands of mass action on freedom of expression in public and free education for all.


By : Harir 

Monday, December 5, 2011

SMI CALENDAR 2012




8 Maret, Kamis, Hari Perempuan Sedunia
22 April, Minggu, Hari Bumi Sedunia
1 Mei, Selasa, Hari Buruh Sedunia
2 Mei, Rabu, Hari Pendidikan Nasional
28 Mei, Senin, Hari Kebangkitan Nasional
17 Agustus, Jum'at, Hari Lahir SMI Ke - 6
24 September, Senin, Hari Tani Nasional
28 Oktober, Minggu, Hari Sumpah Pemuda Indonesia
17 Nopember, Sabtu, Hari Pelajar Sedunia
25 Nopember, Minggu, Hari Guru Nasional
1 Desember, Sabtu, Hari AIDS SEDUNIA
10 Desember, Senin, Hari HAM Sedunia

Kalender hari libur nasional 2012
  • 1 Januari, Minggu, Tahun Baru Masehi
  • 23 Januari, Senin, Tahun Baru Imlek 2563
  • 5 Februari, Minggu, Maulid Nabi Muhammad SAW
  • 23 Maret, Jumat Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1934
  • 6 April, Jumat, Wafat Yesus Kristus
  • 6 Mei, Minggu, Hari Raya Waisak Tahun 2554
  • 17 Mei, Kamis, Kenaikan Yesus Kristus
  • 17 Juni, Minggu, Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
  • 17 Agustus, Jumat, Hari Kemerdekaan RI
  • 19-20 Agustus, Minggu-Senin, Idul Fitri 1 Syawal 1433 H
  • 26 Oktober, Jumat, Idul Adha 1433 H
  • 15 November, Kamis, Tahun Baru 1434 H
  • 25 Desember, Selasa, Hari Raya Natal
Cuti bersama tahun 2012
  • 18 Mei, Jumat, Cuti Bersama Kenaikan Yesus Kristus
  • 21-22 Agustus, Selasa-Rabu, Cuti Bersama Idul Fitri
  • 16 November, Jumat, Cuti Bersama Tahun Baru 1434 H
  • 24 Desember, Senin, Cuti Bersama Hari Raya Natal.

Tuesday, November 29, 2011

Aksi Komite Pimpinan Pusat Serikat Mahasiswa Indonesia dalam Memperingati Hari Pelajar Sedunia


Hari Pelajar Internasional yang jatuh 17 November 2011 kemarin, diperingati sejumlah mahasiswa dengan menggelar aksi di depan istana negara indonesia, Jakarta Pusat kemarin.
Dalam aksinya, gabungan Federasi Perjuangan Buruh Jabodtabek dan Komite Pimpinan Pusat Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) itu, menolak segala bentuk praktik komersialisasi atau kapitalisasi pendidikan yang saat ini juga menjadi permasalahan bagi rakyat indonesia. ’’Kami ingin mengingatkan lagi ada Hari Pelajar Internasional yang telah lama dilupakan oleh sekian banyak pelajar dan masyarakat di Indonesia, padahal dalam momentum ini kita sebagai pelajar harus memperjuangkan hak-hak normatif mahasiswa yang saat ini masih tertindas dan belum terpenuhi disamping itu kami juga menyerukan kepada seluruh elemen masayarkat di indonesia untuk memperjuangkan pendidikan yang bisa dimiliki oleh semua orang dan bisa memanusiakan manusia(humanis)’’. terang kata Koordinator aksi Serikat Mahasiswa Indonesia, (Azmir Zahara).
Dalam aksi yang dilakukan oleh SMI pada peringatan Hari Pelajar Sedunia yaitu juga menuntut kepada negara untuk segera :
1. Mencabut UU SISDIKNAS no. 20 tahun. 2003
2. Menolak Rancangan Undang - undang Perguruan Tinggi (RUU PT)
3. Pendidikan tidak untuk dijual
4. Pendidikan gratis untuk semua orang
5. Pendidikan bukan komoditas
6. Wujudkan pendidikan gratis, ilmiah, demokratis dan bervisi kerakyatan,

Aksi dilakukan dengan tertib dan lancar, dalam aksi yang digelar oleh SMI tidak membuat keributan di sepanjang jalan. Sehingga dalam aksi tersebut telah mendapat dukungan penuh dari warga atau masyarakat sekitar.

Thursday, November 17, 2011

Indonesian Student Union Semarang City Action For Education "International Student's Day" November 17, 2011

Indonesian Student Union in Semarang city make a public discussion and reading of the statement in International Student Day’s event. In statement that read in the end of the event, they said that government was failed to give a free education, scientific, democratic and visionary of the peoples.

The action which celebrating international student day, Indonesian Student union (SMI) think important for all of the student struggles in Indonesia to against capitalism system that make national education and international based on profit oriented.

Indonesian Student Union (SMI) demanding to the state to pull out legal law no 20 about national education system in 2003.
Indonesian Student Union (SMI) demanding to do not approve college bill, relize free education, scientific, democration, and visionary of the peoples. Stoped illegal tax in education world. And give an insurance to free expressions, say arguments and organize.



Wednesday, November 16, 2011

KAPITALISASI PENDIDIKAN NASIONAL "UU SISDIKNAS dan RUU PT Sebuah Mala Petaka"


Agenda Besar Kapitalisme Dalam Dunia Pendidikan

Konsekuensi dari komitmen Indonesia masuk menjadi anggota WTO sejak tahun 1994, telah diikuti dengan kesertaan dalam menandatangani GATS (General Agreement on Trade in Services). Kemudian Indonesia pada bulan desember 2005 menandatangani GAT’s (General Agreement on Trade in Services) yang mengatur liberalisasi perdagangan pada 12 sektor, dimana perjanjian tersebut menetapkan pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan sektor publik yang harus diprivatisasi. Arah liberalisasi pendidikan sejalan dengan logika ekonomi kapitalisme dengan menjadikan pendidikan sebagai barang komersial (Komoditi). Klasifikasi sektor jasa menurut GATS tersebut ada 12 yaitu :
Business services, Communication services, Construction and related engineering services, Distribution services, Education services, Environmental services, Financial services, Health related and social services, Tourism and travel related services, Recreational, cultural and sporting services, Transportational services, and Other services not included elsewhere.”

Perjanjian tersebut mengatur tata cara perdagangan barang, jasa, dan trade related intellectual property rights (TRIPS) atau hak atas kepemilikan intelektual yang terkait dengan perdagangan. Dalam bidang jasa, yang masuk sebagai obyek pengaturan WTO adalah semua komoditas jasa, tanpa terkecuali bidang pendidikan. Liberalisasi (Kapitalisasi) pendidikan sejatinya merupakan kepentingan kelas pemodal dengan orientasi surplus value. Praktek liberalisasi akan menghilangkan tanggung jawab Negara dengan menyerahkan pendidikan kepasar, karena dunia pendidikan merupakan ladang bisnis yang sangat menjanjikan.
Liberalisasi pendidikan sejatinya bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Kepribadian rakyat Indonesia adalah anti terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam mewujudkan kesejahteraan. Rakyat Indonesia telah dijaminan perlindungan mendapatkan kesejahteraan dalam Pembukaan (Preambule) UUD 1945. Bunyi hak konstitusional yang diberikan tersebut adalah sebagai berikut:
”…Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,...”
UUD 1945 pada esensinya menyatakan bahwa pendidikan nasional bukan bidang usaha jasa untuk menghasilkan tenaga kerja terdidik, yang satu kategori dengan industri pertambangan, perdagangan, jasa perbankan dan keuangan serta jasa-jasa lainnya. Artinya, Pendidikan bukan bidang usaha melainkan upaya sosial, politik dan kultural untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, lebih jauh lagi bahwa pendidikan merupakan jalan untuk memiliki kesadaran diri guna pembebasan nasional menuju kemerdekaan sejati. Oleh karena itu, pendidikan adalah layanan yang merupakan kewajiban Pemerintah dan bukan bidang usaha yang perlu diliberalisasi.

Monday, November 14, 2011

AKSI SELEBARAN DI KAMPUS UNISSULA SEMARANG MENJELANG "INTERNATIONAL STUDENT'S DAY"

Menjelang  “Hari Pelajar Sedunia” Mahasiswa Internasional Berjuang Untuk Pendidikan

S
etiap negara yang mendasarkan pada sistem kapitalisme sebagai arah kebijakan ekonomi-politiknya saat ini telah terbukti gagal. Krisis kapitalisme yang masih berkecamuk hingga sekarang ini semakin jelas memperlihatkan bahwa sistem kapitalisme telah bobrok dan usang. Krisis kapitalisme telah memperparah penderitaan rakyat dunia melalui kebijakan Dana Stimulus dan Pengetatan Anggaran yang dalam kenyataannya telah gagal. Kanselir Jerman, Angela Merkel menyatakan belum ada solusi lagi bagi krisis yang menimpa Eropa, maka jelaslah bahwa tidak ada jalan lain untuk keluar dari krisis kapitalisme selain meninggalkan sistem tersebut.
Salah satu praktek kebijakan pengetatan anggaran adalah pemotongan besar-besaran subsidi bagi pendidikan. Akibat pemotongan subsidi ini, biaya pendidikan semakin mahal dan telah menutup akses rakyat terhadap hak mendapatkan pendidikan. Pendidikan Juga termasuk Hak Asasi Manusia yang merupakan layanan publik tanpa terkecuali, namun sistem kapitalisme telah mengubah dari layanan publik ke layanan jasa yang berlandaskan profit oriented. Maka di seluruh dunia, gerakan mahasiswa international (International Student Movement) telah menunjukan konsistensinya dalam perjuangan melawan kapitalisasi pendidikan dan menuntut pendidikan gratis, ilmiah, demokratis dan bervisi kerakyatan.
Secara umum situasi objektif pendidikan nasional tidak berbeda dengan situasi pendididkan di negara lain. Pendidikan yang diliberalisasikan oleh sistem kapitalisme menjadikan pendidikan sebagai komoditas yang di perjual belikan. Tidak hanya di Indonesia, di negara lain pun terjadi perlawanan terhadap kapitalisasi pendidikan.

Indonesia - November 17th Education Protest Rallies in 13 cities


The increasing privatisation and commercialisation of education is also a big problem for people in Indonesia. In the context of the "Global Weeks of Action for Education" activists organised in the Indonesian Student Union (SMI) call for rallies in 13 cities on November 17th.

Various activities in the context of the GWA are being arranged as this email tells us:
GWA Report in Indonesia

In GWA activities in Indonesia, we involve outside elements such as student unions, the Youth Organization and the Organization of the Poor and the City Campus Level in 20 cities in Indonesia;
1. Jakarta
2. Tangerang
3. Bekasi
4. Pekalongan
5. Semarang
6. Yogyakarta
7. Solo
8. Luwuk
9. Macassar
10. Ternate
11. Surabaya
12. Kadiri
13. Lamongan
14. Mataram
15. Bima
16. Lampung
17. Field
18. Bengkulu
19. Pringsewu
20. Poor

Tuesday, November 8, 2011

Global Week Action For Education


SERIKAT MAHASISWA INDONESIA
(INDONESIAN STUDENT UNION)



STATEMENT
17th NOVEMBER 2011
INTERNATIONAL STUDENT'S DAY

“UNDER CAPITALISM SYSTEM, SBY-BOEDIONO AND POLITICS ELITE FAILED TO ORGANIZING FREE EDUCATION, SCIENTIFIC, DEMOCRATIC AND VISIONARY THE PEOPLE”

Education Not For Sale !!!
Free Education For Everyone !!!
~One world – One Struggle~

Every country that used capitalism system for their base of principle economical and political was failed. Capitalism crisis that still raged until now showed that capitalism system was broken, decrepit and it was suffering people all around the world by stimulated money and decreased estimate.
After the failed of direction stimulated money and decreased estimate, Germany’s chancellor, Angela Merker said that solution of the crisis in Europe was not yet founding. So, there is no ways to exit the capitalism crisis except leaves that system! One of the practiced decreased estimate is cutting a lots of the subsidy for education. The consequence of cutting this subsidy are expensively education fee and closed people authority to get an education.
Education is human right. Education is public service without exception, but the capitalism was changing the public service to public serve that based of profit oriented. So, in this world student movement was showed their consistency to resisted capitalization of education and demand free for education, scientific democracy and vision of people.

Sunday, September 11, 2011

BAGI KAUM MUDA MAHASISWA BARU



Salam Pembebasan Nasional !
Sekarang kita sudah menjadi mahasiswa.  adalah bagian yang terpisahkan dari dinamika kehidupan masyarakat. Kelompok yang berkecenderungan memiliki tradisi ilmiah, tradisi berpikir kritis.
Mari kita tengok saudara-saudara kita, dikanan-kiri, dan di seberang sana, guna merefleksikan siapa kita ini sebenarnya dan untuk apa kita disini!
Kita ini termasuk bagian dari mereka yang diuntungkan oleh situasi dan kondisi sehingga mampu dan bisa kuliah dan bersandau gurau seolah tidak terjadi apa-apa.
Ternyata, masih cukup “mbludak” (banyak) orang-orang yang tidak seberuntung kita. Banyak anak jalanan, anak buruh, anak petani, anak kaum miskin kota, dan masih banyak lagi yang lainnya, yang tidak bisa sekolah, apalagi kuliah.
Faktanya, ada kurang lebih 38,9 juta anak-anak negeri ini yang dilanggar hak didiknya, gedung sekolah rusak tak layak pakai, biaya sekolah dan kulaih yang kian hari kian meningkat (melangit). Sementara orang miskin selalu direproduksi secara terus-menerus. Kenapa hal ini selalu terjadi dan selalu memakan korban banyak (masyakat tentunya).
semuanya harus kuliah, semuanya harus sekolah. Karena itu adalah hak kita, hak orang-orang yang tidak bisa kuliah, dan hak seluruh warga Negara.
Tapi kenapa semuanya juga dibentengi dengan suatu tembok yang namannya kemiskinan???
Lantas kenapa hal ini terjadi dan kemudian banyak yang terampas hak-haknya?
Tentunya, apa yang harus kita lakukan. Mari Kita berposisi dan merumuskan keadaan di tengah situasi yang seperti ini. Kita ini golongan yang diuntungkan kawan! Jangan kemudian kita jadi cuek, acuh, tidak kritis terhadap situasi dan realita social yang meliputi. Mari kita berpikir dengan kritis dan berdasar realitanya!

Apalah Artinya Berbipikir Kalau Terlepas Dari Derita Lingkungan!

Friday, September 9, 2011

TAN MALAKA DI MATA HATI

Oleh : Ratu Sukma 1984

"................
Jika aku Tan Malaka!"
Aduh!!!, kenapakah rupa tuan begini adanya?
Kenapa tuan jauh dari apa yang aku sangkakan?
Bapak dari sekian milliun rakyat jelata, pemimpin dari sekian jumlh bangsa? Asia yang selama ini menderita. Izinkan lidahku hendak berkata!hatiku hendak bertanya! Kesan apakah yang telah menimpa diri tuan?
Tapi, tunggulah dulu! Daku hendak meneruskan! Gerangan tuan..................., sesungguhnya baiklah kukatakan dan rasanya tak mungkin lagi. Duan tahun lewat yang lalu. Saya berada disurga, saya dapati tuan pun berada di sana. Sementara saja, tuan lalu ditangkap, tuan dipukul dan ditelanjangi..........
Maaf tuan, maaf! Hatiku tak tahan, tak dapat kutahan, kukatakanlah perkataan itu sekalipun telinga tak hendak mendengarnya. Kukatakan sambil aku sendiri kembali bertanya. Kukatakan sekalipun dalam mimpiku kulihat kejadian itu.
Tuan!.........
Tuan!.........
Kulihat tuan bergembira menerima "azab" yang pedih dan sesakit ketika itu, tetapi, aku sendiri sebagai sipenglihat tuan! Aku tak betah, pun aku tak pula berkuku, tidak berkuasa, walau sebesar sekuasa kaki nyamuk sekalipun. Hany tuan! kupenrgitirkan geramanku, kutekan dadku dngan kedua tanganku, kurasakan sendiri apa yang tuan derita itu. Kulihat tuan bersabar, tuan terima semuanya dengan senyuman yang tak berkurang. Senyuman yang putih suci.
Barangkali, sekalipun tuan telah banyak sungguh menderita pengalaman yang pahit-pahit, sangkaku belumlah kiranya selama hajat tuan dikandung badan, akan menerima "azab" yang segelintir itu. Sakit, tentu saja sakit, pedih, tentu saja pedih, tetapi kianpun, tambah seminar cahaya muka tuan menghadapi segalanya itu. Tak sanggup lidahku berkata lagi tuan, segala-galanya itu kembali sekarang menyelubungi tubuhku, aai..........., tuan tak hendak menjerit sedikitpun, masih jelas semuanya itu kepadaku Tuan!.
Itu Mimpiku !
Petang kamis malam jum'at. Aku percaya, semua itu betul dan sebenarnya kejadian. Sekarang tuan datang padaku. Tuan berada disisiku. Sudahkah tuan bertemu di jalan dengan "keadilan"? Sudah lama daku mencari, kucari buat kami dan diri tuan. Kami dengar! "keadilan" buat kami dan diri tuan. kami dengar! Kadilan itu ada tapi dimana tempatnya? sampai sekarang belum kujumpai. Konon kabarnya semenjak dunia berkembang sampai sekarang keadilan itu belum ketemu juga, apakah dia masih dalam perjalanan? barangkalilah!..........................

Allah, tuhan yang maha esa, itulah yang lebih mengetahui.
......................................................................

BELAJAR DARI CHILE : INIKAH SKOR FINAL PERJUANGAN KITA, KAWAN ???

Oleh : Nuy Rebel (SMI Cab. Yogyakarta)

Terkadang saja saya merasakan (dengan perasaan dan logika), bahwa saat ini gerakan mahasiswa (kita, khususnya) terkadang saja merasa gerak (bahasa kerennya DIALEKTIKA) begitu lamban. Terkadang saja, banyak diantara kita yang akhirnya membelok ke arah lain; alasannya pun bermacam, bosanlah – tak dapat ruang eksis lah – gak suka sama si anu lah – takut kuliah terganggu lah – pengen bertapa menenangkan diri lah – takut jadi kafir lah – gak dapat2 pacar lah – bla dan bla dan bla.... Itulah dinamika gerakan mahasiswa hari ini, dengan massanya yang berwarna warni : merah kuning hijau, dikampus yang biru.
Tulisan ini sekedar mengantarkan saja tentang  gerak mahasiswa di Chile. Tak ada maksud menyindir, sumpah !
-----

Wednesday, August 17, 2011

Pidato Ketua Umum Serikat Mahasiswa Indonesia Dalam Hari Lahir Ke-V


Hidup Kelas Buruh !!! Hidup Kaum Tani !!!
Hidup Pemuda !!! Hidup Kaum Miskin Kota !!!
Hidup Mahasiswa Progresif Revolusioner !!!

SMI
Cerdas, Militan, Merakyat !!!

Salam Pembebasan Nasional!!!
Kawan-Kawan Seperjuangan !!!
Kami sampaikan rasa hormat setinggi-tingginya kepada kawan-kawan, seluruh anggota Serikat Mahasiswa Indonesia di perbagai penjuru negeri ini yang senantiasa bersama-sama berjuang tanpa mengenal rasa letih ditengah-tengah massa-rakyat yang tertindas serta senantiasa berpegang teguh terhadap perjuangan pembebasan nasional. Tak lupa juga, kami sampaikan terima kasih kepada organisasi-organisasi rakyat yang telah banyak memberikan kritik dan dukungannya dalam aktivitas persatuan perjuangan pembebasan. Dan kami yakini bahwa dengan persatuanlah rakyat mampu melewati masa suram kehidupan umat manusia menuju kemenangan dan kesejahteraan. Kepada seluruh mahasiswa di penjuru tanah air ini, kami sampaikan salam kenal dan salam hangat dari Serikat Mahasiswa Indonesia, sebuah organisasi massa mahasiswa yang terus berjuang melawan kapitalisasi pendidikan. Dimana praktik jahat dari kapitalisasi pendidikan telah menghancurkan kualitas tenaga-tenaga produktif rakyat Indonesia.
Kawan-Kawan Yang Terhormat !!!
Dalam kesempatan ini, di momentum Hari Lahir Serikat Mahasiswa Indonesia yang ke-5, kami sampaikan pidato yang berjudul “Perkuat Organisasi Kita dan Bersama Gerakan Rakyat Melawan Kapitalisasi Pendidikan”. Judul ini bukanlah dari keinginan-keinginan semata, namun lahir dari gerak materi yang senatiasan berkembang. Dimana saat ini kita berada di tengah-tengah masyarakat yang dikuasi oleh kapitalisme  serakah dengan cara memeras keringat dan merampok setiap denyut nadi kehidupan rakyat. Dan organisasi kita (Serikat Mahasiswa Indonesia) yang memiliki karakter anti Imperialisme, sudah menjadi keharusan agar terus memperbaiki dan mengembangkan diri guna menghadang laju kelas pemodal yang terus menindas rakyat.
Sejarah terus bergerak maju, menempatkan posisi kapitalisme yang lebih arogan dalam memenuhi hasratnya. Penghisapan yang tanpa mengenal batas-batas wilayah ataupun negara. Bagai jaring laba-laba, ia menjerat setiap negara lalu dihisap, dirampok kekayaannya. Kapitalisme dengan watak sejatinya, terus-menerus meluaskan dominasinya. Pendidikan sebagai modal untuk mencerdaskan dan sebagai alat pembebasan pun telah terkapitalisasi. Pendidikan telah menjadi komoditas pasar yang diperjual-belikan.
Kawan-Kawan Yang Anti Kapitalisme !!!
Di zaman penjajahan modal (Kapitalisme) tatanan ekonomi yang dilahirkan adalah ekonomi kapitalisme. Hal itu ditunjukan dengan adanya kepemilikan pribadi dari segelintir orang yang menguasai mayoritas rakyat dibelahan dunia. Begipula di Indonesia tatanan masyarakat dan ekonominya berdiri kokoh sistem kapitalisme yang terus menghisap kehidupan rakyat. Orde sosial,  hubungan-hubungan sosial dari hubungan-hubungan produksi yang timpang ini telah menghempaskan rakyat pada kubangan lumpur penindasan. Kondisi seperti inilah yang telah membelah masyarakat menjadi dua kelas yang saling berlawanan, yaitu kelas pemilik pemodal dan kelas buruh.
Sejatinya dengan tangan dan fikiran buruhlah yang telah membangun peradaban modern.  Lihatlah gedung-gedung menjulang tinggi, jalan raya yang halus, televisi yang ada dirung tamu, mobil yang selalu mengantarkan ketempat tujuan, pakaian yang kawan-kawan pakai dan lain sebagainya merupakan hasil karya kelas buruh. Dan mereka kaum tani dengan telaten merawat tanaman, buah-buahan sehingga hasil karya dapat menghidupi ratusan juta manusia. Namun, ternyata kehidupan kelas buruh dan kaum tani tidak jua membaik, melainkan yang didapat adalah keterasingan, penindasan dan kesengsaraan.
Dan sekarang, perkembangan sistem kapitalisme yang masih mengalami krisis hebat, telah membuat rakyat semakin menderita. Dengan pelbagai cara kapitalisme hendak mendiagnosis krisisnya. Kenyataanya bahwa kapitalisme gagal untuk memulihkan diri dengan berbagai program jahatnya seperti pemberian dana stimulus, pengetatan anggaran dan Hutang.
Modus yang lebih jahat lagi dari kapitalisme dalam mengekspansi modal guna mengobati krisisnya yakni dengan strategi perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan bentuk perampokan bebas-besar oleh kapitalisme terkhusus di negeri dunia ke-3. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya manusia maupun alam, sekaligus sebagai surga pasar modal merupakan sasaran utama bagi perampokan kapitalisme.
Kawan-Kawan Yang Terus Berlawan !!!
Suatu kenyataan bahwa kesejahteraan tidak akan lahir dari rahim kapitalisme. Kapitalisme akan selalu melahirkan kemiskinan, penindasan bagi mayoritas masyarakat dibelahan dunia manapun dan ia akan menguntungkan segelintir orang yang punya modal. Apalagi pada situasi krisis saat ini, rakyat menjadi semakin menderita karena menanggung semua beban dari krisis kapitalisme tersebut.
Negara sebagai alat kelas yang berkuasa telah membuka jalan bagi investor (kelas pemodal) sekala besar dengan berbagai kesepakatan-kesepakan dan regulasi-regulasi kebijakannya. Beberapa kesepakatan-kesepakan (misalnya, National Summit dan ASEAN Summit) telah mendatangkan investor-investor untuk menamkan modalnya keberbagai sektor di penjuru tanah air.
Salah satu praktik jahat negara, rezim SBY-Boediono untuk mendatangkan kelas pemodal yakni dengan menjual eksistensi kelas buruh Indonesia dengan politik upah murah. Negara telah menjamin bahwa upah buruh akan lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Belum lagi skema ekploitasi yang begitu kejam oleh kelas pemodal, yakni dengan skema “labour market flexsebility”. Labour market fleksebility ditunjukan dengan penerapan sistem kerja kontak dan outsourching yang kian menghilangkan hak-hak normatif kelas pekerja.
Dengan drajat penindasan yang tidak kalah kejamnya dengan kelas buruh, kaum tani miskin dan buruh tani yang tak bertanah dipedesaan semakin dimiskinkan oleh rezim kapitalistik. Negara berlahan-lahan mulai melepas tanggungjawabnya dengan mencabut subsidi pertanian. Dan dari hari kehari lahan petani kian menyempit. Kondisi tersebut diperparah dengan rencana rezim SBY-Boediono yang didukung sepenuhnya oleh kelas pemodal yaitu pengesahan Rancangan Undang-undang Pengadaan Tanah untuk Pembangunan. RUU ini sejatinya adalah RUU perampasan tanah untuk kepentingan kelas pemodal.
Kemudian liberalisasi pertanian semakin menggurita dengan pilihan model Food Estate oleh Rezim SBY-Boediono, yang mana pilihan Food Estate akan mempermudah pihak pemodal dalam berinvestasi. Maka pengembangan industri pertanian skala luas atau Food Estate sejatinya bukan diperuntukan untuk kaum tani miskin dan buruh tani, melainkan lahan pertanian yang subur akan diserahkan penguasaan dan pengelolaannya kepada koorporasi pertanian.
Ditambah lagi dengan kekerasan negara dan aparaturnya yang semakin menambah penderitaan kaum tani. Tidak sedikit kaum tani yang meninggal ditembak oleh aparat keamanan (polisi dan TNI). Karena alat kekerasan negara memang diciptakan untuk melindungi kelas yang berkuasa yaitu kelas pemodal.
Disisi lain, kemajuan-kemajuan peradaban modern tidak membuat pemuda dan kaum miskin kota terangkat derajatnya. Pemuda dihadapkan dengan persoalan penganguran. Dalam sistem kapitalisme, para pemuda sengaja dipaksa menjadi bagian dari tentara cadangan industri. Sedangkan kaum miskin kota selalu dianggap sampah oleh negara, mereka selalu digusur-kesana kemari. Jamin kesejahteraan terhadap mereka adalah ilusi belaka. Negara beserta elit politik borjuasi benar-benar telah gagal dalam menuikan tugaskan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.
Kawan-Kawan Yang Senantiasa Melawan Kapitalisasi Pendidikan !!!
Pendidikan Nasional sebagai komoditas semakin hari semakin masif menuju puncak liberalisasi dan telah menghancurkan kualitas tenaga-tenaga produktif serta telah menciptakan budaya baru yang kapitalistik. Wajah liberalisasi pendidikan hari ini memang sudah di persiapkan dari jauh-jauh hari. Dimana kepentingan kapitalisme (internsional maupun nasional) adalah untuk menjadikan pendidikan sebagai barang jasa yang dapat menghasilkan surplus value bagi kelas pemodal.
Kapitalisasi pendidikan yang kejam ini telah menutup akses rakyat untuk mendapatkan hak-haknya atas pendidikan. Coba lihat! buruh dan tani Indonesia yang penghasilan pas-pasan, pas-pasan untuk mengisi perut, tidak mungkin akan mampu menyekolahkan anaknya yang biayanya selangit! Selain mahalnya biaya pendidikan, out put dari pendidikan nasional tidak mampu mengembangkan kualitas tenaga produktif manusia Indonesia. Lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta bersaing bukan dalam soal peningkatan mutu (kualitas) pendidikan, melainkan dalam persaingan harga biaya pendidikan. Dan ketika pendidikan menjadi barang dagangan, mutu pendidikan atau kemampuan akademik tidak akan diperioritaskan. Kenyataannya bahwa mutu pendidikan nasional masih rendah. Pendidikan nasional masih jauh tertinggal dalam tingkat partisipasi pendidikan tinggi dan mutu akademik dibanding dengan negara Malaysia, Filiphina dan Singapura.
Ironisnya sudah biaya pendidikan mahal dan kualitas pendidikan yang rendah, masih juga praktik-praktik pungutan liar dijalankan oleh lembaga pendidikan. Praktik Pengutan liar diterapkan dengan modus biaya daftar ulang siswa dengan kegunaan untuk membeli seragam, buku pelajaran, dana pembangun, dana perpustakaan dan lain sebagainya yang mencapai jutaan rupiah. Pungutan liar pun tidak hanya disekolah-sekolah namun terjadi di universitas bahkan lebih besar pungutan liarnya.
Kita yakini bahwa Modal utama dalam mengembangkan potensi manusia menjadi manusia yang “tercerahkan” adalah pendidikan. Pendidikan mampu meruntuhkan penjara kebodohan manusia, membalikan dari yang gelap menjadi terang, pembuka pintu kepada kesadaran-diri, meningkatkan harkat dan martabat manusia serta membebasakan manusia dari penindasan. Namun kenyataannya, dibawah rezim borjuasi tidak akan pernah mau, tidak pernah ada keinginan dan tak akan rela untuk mencerdaskan rakyatnya.
Hal itu dibuktikan dengan berbagai kebijakan yang tidak memihak pada rakyat. Dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) negara jelas telah melepaskan tanggungjawab terhadap pendidikan nasional. Pendidikan diserahkan kepasar, diperjualkan layaknya komoditas. Bahkan Rencana Undang-undang Perguruan Tinggi (RUU PT) yang hendak disahkan merupakan upaya rezim meliberalisasikan pendidikan nasional secara total.
Kawan-Kawan Yang Militan !!!
Benar bahwa perjuangan kita adalah melawan kapitalisasi pendidikan sebagai ekspresi perjuangan normatif kita sebagai mahasiswa. Namun persoalan pendidikan nasional sejatinya bukan hanya persoalan mahasiswa atau pun civitas akademika kampus semata, melainkan persoalan rakyat. Rakyat memiliki kepentingan terhadap pendidikan nasional !!!. Maka bersama rakyatlah kita berjuang dalam menghalau cengkraman kapitalisme dalam dunia pendidikan nasional.
Dengan amat sadar, bahwa kita tidak akan mampu mengubur kapitalisme di dunia pendidikan sendirian. Kita membutuhkan sekutu-sekutu dari seluruh gerakan rakyat. Tanpa mereka kita kerdil tak punya kekuatan, dan lama-kelamaan akan hilang tergerus oleh geganasan kapitalisasi pendidikan.
Maka daripada itu, Ayo kita kepabrik-pabrik, kesawah-sawah katakan pada mereka kelas buruh dan kaum tani bahwa mereka memiliki kepentingan yang sama terhadap pendidikan nasional. Katakan pada mereka, gara-gara negara yang dipimpin kelas borjuasi tidak akan rela memberikan pendidikan secara cuma-cuma. Katakan pula kepada mereka, ayo kita bersama-sama berjuang melawan kapitalisasi pendidikan.
Kapitalisasi Pendidikan: Hancurkan !!!
Pendidikan Gratis: Ilmiah, Demokratis !!!
Pendidikan Gratis: Bervisi Kerakyatan !!!
Persatuan Gerakan Rakyat: Lawan Kapitalisasi Pendidikan !!!
Maka jelaslah, bahwa persatuan gerakan rakyat yang kita butuhkan dalam mengubur dalam-dalam kapitalisme didunia pendidikan.
Kawan-kawan Kaum Revolusioner !!!
Apakah perjuangan melawan kapitalisasi pendidikan akan membawa pada pembebasan nasional? Tentu tidak!!! Bisa kita lihat posisi politik di Negara kita sebagai suprastruktur hanya mengakomodir kepentingan kelas borjuasi dan melemahkan kepentingan rakyat. Rezim beserta aparatur Negara lainnya bukanya tidak mampu, akan tapi tidak ada keinginan untuk merubah tatanan negeri ini lebih maju, mereka hanya berupaya mempertahankan kekuasaannya untuk menindas rakyat.
Rezim beserta elit politik lainnya hanya tunduk dan menghamba pada sistem kapitalisme yang serakah !!! rezim telah gagal mensejahterakan rakyat !!! Sekali lagi kami tegaskan, dibawah sistem kapitalisme tidak akan pernah ada program kerakyatan seperti reforma agraria sejati, nasionalisasi aset vital dan industrialisasi nasional yang kuat dan mandiri.
Maka tidak ada jalan lain dari pembebasan nasional, kecuali menghancurkan sistem kapitalisme beserta rezim dan elit politik burjuasi busuk dengan persatuan gerakan rakyat. Yaitu persatuan kelas buruh sebagai tenaga penggerak revolusi sosial dan kekuatan kaum tani serta didukung dengan gerakan rakyat lainnya (pemuda, mahasiswa dan kaum miskin kota). Dengan persatuan inilah, sejatinya rakyat dapat merebut kekuasan borjuasi dan menentukan masa depannya sendiri yang sejahtera.
Kawan-Kawan Yang Merakyat !!!
Kita sudah tahu mana musuh dan kawan perjuangan kita. Musuh kita adalah kapitalisme yang menghisap dan menindas rakyat. Sedangkan kawan atau sekutu perjuangan kita adalah mereka yang selalu diperas keringatnya di pabrik-pabrik, mereka yang selalu dijarah sawah dan ladangnya, mereka yang selalu digusur kesana-kemari, mereka yang selalu berbaris sebagai tentara cadangan industri.
Dan kita ketahui bersama, bahwa di ruang kampus penuh dengan propaganda-propaganda jahat kapitalisme guna menjauhakan kita kepada rakyat. Bujuk rayu dan ilusi menyesatkan kapitalisme mengubah watak kita menjadi watak yang individualis, apitis, apolitis serta hedonis. Hampir tidak kita temui serpihan propaganda kelas buruh kampus-kampus.
Oleh karena itu, kesadaran kelas yang hendak kita bangun haruslah senantiasa bersinggungan langsung dengan kelas buruh, bersama rakyat. Dari mengubah liburan gaya borjuasi menjadi LIBERA (liburan bersama rakyat), melakukan live in serta melakukan kerjasama programatik dengan organisasi buruh maupun tani, niscaya kita akan ditempa menjadi mahasiswa yang memiliki kesadaran kelas, yaitu kesadaran kelas buruh.
Kawan-Kawan Yang Terus Bekerja Membesarkan Organisasi !!!
Langkah dasar yang harus ditempuh kita guna memperkuat organisasi kita, menjadikan organisasi menjadi besar dan revolusioner adalah dengan menguasai keadaan, keadaan itu harus dianalisis (dibaca), buat planning lalu lakukan kerja-kerja kongkrit dengan tujuan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini dan seterusnya. Kita akan beromong-kosong jika kita hanya membicarakan atau mendiskusikan masalah kerakyatan namun kita tidak ada yang dikerjakan. Maka diperlukan langgam gerak yang revolusioner yang sepenuhnya jiwa raga dipersembahkan kepada rakyat tertindas melalui perjuangan yang terpimpin.
Setidaknya ada beberapa jalan terang yang akan menuntun kita menjadi organisasi yang besar, tangguh dan revolusioner. Pertama, kita harus sungguh-sungguh dalam mengamalkan (mempratekkan) teori yang telah kita dapatkan untuk membebaskan rakyat dari hisapan orang-orang serakah (kapitalis). Kesinambungan antara teori dan praktek dengan sadar dan ikhlas akan memberikan manfaat bagi diri sendiri yaitu kian tumbuhnya semangat berlawan dan tentunya kepada rakyat yang tertindas.
Kedua, Hanya dengan adanya kesatuan disiplin yang kuat ini organisasi kita bisa tetap memelihara sifat memimpin, bisa tetap mempertahankan sifat berdiri sendiri dalam ideologi, politik dan organisasi, serta bisa tetap memelihara hubungan yang erat dengan massa mahasiswa dan massa-rakyat . Disiplin organisasi kita bersumber dari nilai-nilai kehidupan kelas buruh. Bagaimana kelas buruh dituntut datang sebelum jam kerja, kedisiplinan kelas buruh dalam menjalankan kerja produksi, ia memiliki kehatian-hatian dalam memproduksi sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Dan yang terpenting disiplin kelas buruh dalam memenagangkan kontradiksi dengan kelas pemodal !!! Mari kita contoh disiplinnya kelas buruh !!!
Ketiga, dalam pratek perjuangan adakalanya perhitungan kita tidak cocok dengan keadaan objektif. Maka timbulah kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan. Kekurangan dan kesalahan merupakan penyakit yang ganas. Penyakit tersebut tidak boleh dibiarkan, melain sesegera mungkin harus diobati, sebab kalau tidak, ia dapat menghacurkan dan meluluh-lantahkan organisasi. Disinilah pentingnya kritik oto kritik sangat dibutuhkan dalam terapi organisasi dalam menuju organisasi yang besar.
Keempat, kolektif bukanlah kerja gerombolan, melainkan kerja dengan pembagian kerja yang rapi dan sistematis. Dalam hal ini pekerjaan tidak juga dilakukan hanya seorang saja bahkan hanya melimpahkan pada pimpinan-pimpinas semata, melainkan semua alat organisasi berkerja menurut tugas dan fungsi masing-masing dengan berpegang pada kesimpulan-kesimbulan yang dibuat secara bersama. Kerja kolektif juga bukan kerja yang parsial melainkan kerja yang saling berhubungan, oleh karena itu dibutuhkan ruang koordinasi yang teratur. Ayo tunjukan kerja kolektif kita !!!
Kelima, dalam mekanisme organisasi, sentalisme demokrasi merupakan penuntun arah gerak organisasi. Dimana perseorangan harus tunduk pada organisasi, minoritas tunduk di bawah mayoritas, organisasi rendah tunduk kepada organisasi lebih tinggi, serta keseluruhan organisasi berada dibawah kepemimpinan nasional dan Konfrensi Nasional. Sentralisme demokrasi juga akan membentengi dari gerak sporadis dan tak terpimpin yang akan membahayakan organisasi.
Keenam, praktek kita ada massa. Sebagai organisasi massa mahasiswa, kita tentu harus berbaur dengan lautan massa mahasiswa. Dengan menyatunya kita dengan massa, kita akan mengetahui apa kemauan massa dan mana yang dapat dimajukan dari massa. Lebih tinggi lagi adalah massa-rakyat. Sebagai organisasi yang memiliki perspektif multi-sektor, sudah keharusan kita berdampingan dengan massa rakyat yang selalu dimiskinkan oleh sistem kapitalisme. Dengan mereka kita belajar bersama dan berjuang bersama. Inilah yang kita namakan garis massa !!!
Kawan-Kawan Tercinta !!!
Lima tahun berjalannya organisasi kita banyak pahit manis yang kita rasakan. Lima tahun kerja organisasi kita kadang mulus kadang tergelincir. Namun kita senantiasa selalu belajar dan terus-menerus belajar dari sejarah guna memperkuat dan memperluas struktur organisasi kita.
Dengan momentum lima tahun hari lahir organisasi kita Serikat Mahasiswa Indonesia kian menambah semagat perjuangan kita, kian memperhebat kerja-kerja dalam lapangan ideologi, politik dan organisasi, serta kian meningkatkan keyakinan kita akan pembebasan nasional yakni terwujudnya kehidupan masyarakat yang demokratis secara politik, adil secara sosial, sejahtera secara ekonomi, dan partisipatif secara budaya.
Sebelum dipenutup, kami tegaskan sikap politik Serikat Mahasiswa Indonesia bahwa dibawah sistem kapitalisme, rezim SBY-Boediono dan elit-elit borjuasi telah gagal dalam mensejahterakan rakyat. Serta menyerukan kepada seluruh elemen gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat agar membangun persatuan perjuangan dalam melawan gurita kapitalisasi pendidikan !!!
Demikian pidato kami dalam menyambut hari lahir Serikat Mahasiswa Indonesia, dan sekali lagi, kepada seluruh gerakan rakyat Indonesia kami sampaikan terima kasih atas kritik dan dukungan yang telah membesarkan kami. Kepada seluruh anggota Serikat Mahasiswa Indonesia yang terus-menurus bekerja berlandaskan garis politik pembebasan nasional melawan imperialisme kami sampaikan rasa hormat setinggi-tinginya dan tak lupa jua kami ucapkan selamat hari lahir Serikat Mahasiswa Indonesia Ke-V.

Hidup Kelas Buruh !!!! Hidup Kaum Tani !!!  Hidup Rakyat Indonesia !!!
Viva SMI !!! Jayalah Serikat Mahasiswa Indonesia !!!
SMI: Cerdas, Militan, Merakyat !!!

Jakarta, 17 Agustus 2011

KPP – SMI
(Komite Pimpinan Pusat – Serikat Mahasiswa Indonesia)

Monday, July 18, 2011

PERGAULAN DENGAN MASSA


Penyakit berbahaya yang perlu dibasmi dari kalangan kita diantaranya ialah penyakit “revolusioner sendirian”. Kawan yang terjangkit penyakit semacam itu gemar menepuk dada, sudah tahu ini  tahu itu, pandai mencela ini mencela itu, memaki kanan-kiri dan sudahlah puas ia berbuat begitu dan anehnya agitasinya tidak ditunjukkan kepada massa, melainkan kepada kawannya sendiri. Berjam-jam kawan itu dapat berkongkoh, ngobrol tiada hentinya dan lagi terbatas diantaranya kawan dewek. Kemassa ialah tidak mau. Sang revolusioner sendirian menganggap massa terlalu rendah, bodoh dan amat hina. Bergaul dengan massa dipandang menurunkan harga diri (merek), menurunkan derajat. Sang revolusioner sendirian berpendapat, bahwa member laporan kepada massa itu adalah percuma. Bertukar fikiran kepada massa dianggap sia-sia, karena mustahil massa yang bodoh itu dapat mengerti keterangan-keterangannya. Karena mustahil pula massa yang goblog itu dapat membantah atau mengoreksi pendiriannya. Begitukah anggapan sang revolusioner sendirian (supermen) itu.

Tuesday, June 7, 2011

SMI Guncang Semarang




“statement resmi KPP-SMI”

“Dibawah Sistem Kapitalisme, Rezim Sby-Budiono Dan Elit Politik Borjuasi
Telah Gagal dalam mensejahterakan rakyat”
Wujudkan Pendidikan Gratis, Ilmiah, Demokratis dan Bervisi Kerakyatan

Dorongan percepatan pasar bebas ASEAN, tidak lain hanya untuk penyelamatan modal asing yang sampai saat ini masih mengalami krisis dan bagaimana untuk melayani nafsu keserakahan dan kebiadaban kaum pemilik modal yang selama ini bertanggungjawab atas tragedy kelaparan, kemiskinan dan kematian diseluruh dunia akibat eksploitasi dan penghisapan yang dilakukan oleh kaum modal lewat kebijakan pasar bebas sistem kapitalisme.
ASEAN Summit di Jakarta yang berlangsung tanggal 7 – 8 Mei sebagai konsolidasi regional tingkat ASEAN telah melahirkan beberapa kesepakatan yang mendorong terjadinya proses liberalisasi yang semakin massif dalam segala sector di masing-masing anggota ASEAN. Dan merupakan moment penting bagi kaum modal internasional untuk mengintervensi dan mengintensivkan perdagangan bebas di ASEAN (ASEAN Economic Community) yang akan di integrasikan dalam satu ekonomi tunggal, perdagangan bebas dunia.
Semangat untuk menerapkan pasar bebas di kawasan ASEAN telah melahirkan PIAGAM ASEAN yang menjadi landasan kesepakatan bersama dalam menerapkan kebijakan pasar bebas. Ada 3 syarat utama yang di anjurkan dalam piagam ASEAN untuk menjadi masyarakt ekonomi bersama, yaitu liberalisasi Perdagangan Barang, liberalisasi sektor keuangan dan investasi, serta liberalisasi perdagangan Jasa dan Tenaga Kerja. Keterlibatan Indonesia dalam ASEAN SUMMIT semakin menunjukan arah perkembangan politik Indonesia kedepan. Rezim SBY-BD yang di dukung penuh oleh para elit-elit politiknya besarta partai-partai politik dan seluruh perangkat Negara yang ada, semakin menunjukan bahwa rezim SBY-BD adalah rezim yang mengambil pola kebijakan ekonomi pasar bebas.
Pembangunan ekonomi dibawah panji-panji neoliberalisme akan semakin menjauhkan peran dan fungsi Negara dalam memberikan kesejahreraan dan keadilan bagi rakyat. Karena semangat neoliberalisme adalah mengutamakan kepentingan kaum modal (nasional maupun internasional), bukan kepentingan dan hak-hak dasar rakyat. Pendidikan, kesehatan, pangan, listrik, BBM, air dan kebutuhan dasar rakyat lainnya akan menjadi barang dagangan yang akan semakin membuat kaum pemodal semakin kaya dengan kebijakan pasar bebasnya, sementara rakyat ASEAN dan Indonesia khususnya akan semakin terpuruk dan tidak bisa mendapatkan kesejahteraannya.
Begitu juga kondisi pendidikan Indonesia kedepan pasca terjadinya pertemuan ASEAN SUMMIT, akan semakin mahal dan semakin sulit untuk bisa di akses oleh rakyat. Dimana pendidikan merupakan salah sector yang harus diliberalisasikan, seperti yang tercantum dalam AFAS ASEAN Framework Agreement on Trade in Service. Pengaturan AFAS-7, kemudian diturunkan dalam bentuk MRA(mutual recognition arrangement/) sebuah aturan khusus yang mengatur usaha negara dalam memfasilitasi pergerakan penyedia jasa profesional (perusahaan Outshourcing) di wilayah ASEAN.
Pendidikan
Di indonesia sendiri sebenarnya pendidikan tersebut telah diatur dalam perundang-undangan. Diantaranya adalah pembukaan UUD 1945 yang menjelaskan bahwa Negara bertugas mencerdaskan kehidupan bangsa serta setiap warga negara berhak atas pendidikan dan negera menjamin pada pasal 31 UUD 1945. Dengan demikian, negaralah yang bertanggungjawab penuh terhadap masyarakat Indonesia atas kecukupan akses pendidikan yang ilmiah, demokratis dan bervisi kerakyatan namun dalam kenyataan semangat pendidikan dan cita-cita pendidikan yang dulu di gagas dengan semangat bahwa rakyat indonesia akan mampu mengelola sumber daya alamnya sendiri.
Sementara rakyat Indonesia hingga sekarang masih di landa oleh cengkraman sistem kapitalisme yang membuat rakyat semakin miskinan, sempitnya lapangan pekerjaan apalagi untuk biaya pendidikan untuk anak-anaknya. Menurut pemerintah dengan criteria berpenghasilan Rp 6.000 per hari atau sekitar Rp 180.000 per bulan yang masuk ketegori miskin maka jumlah penduduk miskin di Indonesia saat ini ada sekitar 43 juta atau 13 persen, Sementara data Bank Dunia, kriteria penduduk miskin adalah jika berpenghasilan 3 dolar AS per hari atau Rp 25.000 per hari atau Rp 750.000 per bulan, dengan begitu maka lebih dari 100 juta jiwa, yang masih miskin, adalah sangat kontradiktif, di tengah-tengah jumlah rakyat Indonesia yang miskin justru pemerintah melakukan sebuah kebijakan yang membuat dunia pendidikan semakin mahal dan semakin jauh untuk bisa diakses oleh rakyat miskin. Dan hal ini sangat bertentangan dengan semangat konstitusi UUD 1945.
Memasuki tahun 20011 jumlah angka putus sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD) sebanyak 527.850 anak atau 1,7 persen dari 31,05 juta anak SD putus sekolah setiap tahunnya. Ditingkat Satuan Sekolah Menengah (SMP), dari jumlah 12,69 juta siswa, 1,9 persen putus sekolah dan 30,1 persen diantaranya tidak dapat melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Selanjutnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) juga terjadi jumlah siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yaitu, sebanyak 59,8 persen. Sementara jumlah angka pengangguran sepanjang tahun 2009-2010 pemerintahan SBY-Boediono hanya mampu menurunkan 1,5 persen memasuki tahun 2011 pengangguran terbuka sekarang ada pada angka 9,24 juta ini menjelaskan bahwa lembaga pendidikan hari ini tidak ubahnya sebagai perusahaan yang memposisikan sebagai lembaga penyedia jasa dan pemerintah hari ini sudah sangat jelas berada dibalik semua kenyataan ini semua melepaskan tangung jawabnya pada sektor pendidikan dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang melegalkan satu proses kapitalisasi pendidikan dan melepas tanggung jawabnya.
 Dari gambaran situasi obyektif di atas menambah bukti, bahwa sesungguhnya elit-elit borjuasi dan rezim anti rakyat SBY-Boediono telah gagal menyelengarakan program pendidikan gratis!!! oleh karena itu Serikat Mahasiswa Indonesia menuntut :
  1. Pendidikan Gratis Dari TK-Perguruan Tinggi
  2. Cabut UU SISDIKNAS Tahun 2003
  3. Berikan Jaminan Berpendapat, Berekspresi Dan Berorganisasi Di Dalam Kampus
  4. Transparasikan Dana Pendidikan
  5. Menolak Ujian Nasional Yang Beroirentasi Pada Mekanisme Pasar
  6. Stop Pungutan Liar Di Semua Lembaga Pendidikan

Solusi jalan keluar untuk kesejahteraan Rakyat
Negara Harus Menjalankan!
1.                Reforma Agraria Sejati
2.                Nasionalisasi Aset-Aset Vital Dibawah Kontrol Rakyat
3.                Bangun Industrialisasi NASIONAL Yang Kerakyatan


Semarang, 30 Mei 2011

Koordum,
Lihat SMI Semarang Office di peta yang lebih besar