Sunday, May 8, 2011

PENDIDIKAN YANG MEMBEBASKAN


Oleh ; Muhammad Harir

” Pembebasan itu seperti melahirkan sebuah bayi, dan menyakitkan.”
“Ini akan menjadi sebuah kontradiksi jika penindas tidak hanya membela tapi sebenarnya menerapkan pendidikan yang membebaskan.”

(Paulo Freire)


Sekilas Pengertian

Pendidikan merupakan proses bagi seorang anak manusia untuk menemukan hal yang paling penting dalam kehidupannya, yakni terbebas dari segala hal yang mengekang kemanusiaannya menuju kehidupan yang penuh dengan kebebasan. Pemikiran Paulo Freire yang paling getol diperjuangkan adalah pendidikan yang membebaskan dalam ari anti-kolonialis. Pendidikan harus menjadi cara untuk membebaskan peserta didik dari segala macam bentuk penjajahan, apalagi penjajahan dalam arti sebenarnya.
Pendidikan yang membebaskan sesungguhnya merupakan penyadaran tentang kemanusiaan yang bukan dari kaum penindas, melainkan dari diri sendiri. Maksud pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang diberikan kepada anak didik sesuai dengan perkembangan dan potensi yang dimiliki oleh anak didik agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang merdeka. Tugas orang tua memang mendapatkan amanat dari Tuhan untuk medidik anaknya agar menajdi orang yang baik dan bertakwa kepada-Nya. Namun, bukan berarti bisa bertindak semena-mena sesuai dengan kehendaknya sendiri tanpa mendengar apa yang menjadi keinginan sang anak.
Dalam pendidikan yang tidak membebaskan, murid tidak pernah dipandang sebagai pribadi yang mempunyai pilihan dan berkemampuan untuk berkreasi. Murid dipandang seakan sebuah benda yang siap menerima dengan pasif sederet dalil pengetahuan dari seorang guru. Bila sudah begini, pengertian , pemahaman, dan kesadaran akan ilmu pengetahuan yang diberikan seorang guru kepada muridnya sudah bukan hal yang penting lagi. Ciri pendidikan yang semacam ini biasanya lebih mengajarkan menghafal kepada murid-muridnya daripada memahami, pilihan tertutup daripada esai, atau menyalin dan mencatat daipada membahasakannya kembali dengan cara atau apalagi pemahaman baru.
Kita menginginkan pendidikan yang membebaskan sehingga anak didik dapat menjadi manusia yang lebih tercerahkan. pendidikan yang membebaskan sangat menghargai proses hasil pendidikan. Pemikiran freire, pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang menumbuhkan kesadaran kritis yang mendorong kemampuan anak didik untuk memliki kedalaman menafsirkan persoalan nyata dalam kehidupannya. Oleh karena itu, proses dalam pendidikan dinilai lebih penting daripada hasilnya.


Humanisasi Pendidikan


          Proses pendidikan yang dilakukan dengan penuh kesadaran secara terus-menerus untuk memanusiakan manusia. Secara umum, pendidikan juga  dimaknai sebagai upaya yang dilakukan secara sadar dan terus-menerus  untuk mengubah dari yang sebelumnya tidak mengetahuiakan sesuatu lantas menjadi tahu akan sesuatu tersebut. pada saat yang bersamaan, pendidikan bisa dimaknai  pula sebagai upaya untuk mengubah kemempuan seseorang yang sebelumnya belum bisa melakukan sesuatu menjadi melakukannya.
          Namun, makna pendidikan yang sebagaimana di atas dalam praktik dilapangan justru membelenggu kemnusiaan. maksudnya adalah pendidikan yang pada awalnya ditujukan untuk mengubah manusia dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu atau dari belum bisa melakukan sesuatu menjadi bisa, hasilnya ternyata hanya menciptakan manusia-manusia yang berfungsi seperti robot-robot yang hanya bekerja untuk kepentingan pemodal besar. Anak dididik hasil dari pendidikan hanyalah menjadi pekerja yang sama sekali tidak mempunyai kebebasan di sebuah perusahaan. Pendidikan bukan menjauhkan dari kemanusiaanya yang sejati, melainkan justru mengembangkan kesadaran kemanusiaan.
          Terkait dengan pnedidikan sebagai sarana memproduksi kesadaran mengembalikan manusia kepada hakikat kemanusiaannya, pendidikan harus bisa berperan membangkitkan kesadaran kritis para peserta didik. Ini sebagai prasyarat penting menuju pembebasan. Terkait dengan masalah ini salah satu tugas  penting pendidikan adalah melakukan refleksi kritis terhadap sistem dan ideology yang dominan dan menguasai masyarakat pada umumnya. Refleksi kritis ini dilakukan dalam rangka untuk memikirkan sistem alternatif ke arah transformasi sosial menuju kehidupan masyarakat yang berkeadilan.
          Dalam metode pembelajaran yang tidak membebaskan dan tidak demokratis yaitu sepertihalnya penggunaan metode ceramah yang dilakukan oleh pendidik, sehingga peserta didik selalu dianggap sebagai bejana kososng yang harus selalu di isi sampai penuh bahkan tumpah-tumpah. Model pembelajaran seperti itu menjadikan murid menjadi pasif, dalam pandangan freire menyebutnya bahwa pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan sepertihalnya sisstem pendidikan ala bank. mengapa disebut demikian? pihak guru atau pendidik sebagai pihak yang aktif, sehingga murid menjadi pihak yang pasif. Diantara pendidikan yang hanya pendidikatau guru saja yang aktif, sedangkan pihak lain sang murid menjadi pasif adalah sebagai berikut:
a.     Guru Mengajar, Murid Diajar
b.     Guru Mngetahui Murid Belum Tahu
c.      Guru Bercerita, Murid Mendengar
d.     Guru Membuat Peraturan, Murid Diatur
Berangkat dari pandangan sebagaimana di atas, pendidikan yang hanya satu arah, berarti harus dirubah menjadi yang dialogis. Sehingga dapat dilakykan seorang guru berpandangan bahwa tugasnya  adalah mendampingi anak didik dalam proses belajar mengajar. pada saat seorang guru berpandangan bahwa tugasnya mendampingi, yang adal dalam pola hubungan ini adalah kesejajaran. Sungguh inilah yang penting dalam pendidikan yang membebaskan yakni pada  pola sejajar antara guru dan murid . guru tidak melulu menjadi subyek, sedangkan murid diperlakukan menjadi obyek . Bila sudah ada pola yang sejajar, dialog dalam proses  belajar mengajar adalah hal yang niscaya akan bisa mengembalikan pendidikan ke hakikat dan tujuannya yang bisa mencerdaskan anak bangsa dan membebaskan dari belenggu penindasan dan kemiskinan disampng itu juga harus bisa memanusiakan manusia.

No comments:

Post a Comment

Lihat SMI Semarang Office di peta yang lebih besar