Oleh
: H. Anugrah Surya Kusuma, S.H.
“Sebagai golongan intelektual, tugas kita memang bukan sekedar
‘memberi makna’ terhadap realitas sosial globalisasi, menguatnya neoliberalisme
saat ini, dan meratapinya. Tugas kita sebagai intelektual adalah ikut
menciptakan sejarah dengan membangun gerakan pemikiran dan kesadaran kritis
untuk memberi makna bagi masa depan kita sendiri.” [3]
Merujuk pada Mansour Fakih yang
menganggap globalisasi merupakan suatu proses pengintegrasian ekonomi nasional
bangsa-bangsa ke dalam suatu sistem ekonomi global[4],
maka sesungguhnya makna yang terkandung didalamnya adalah proses
pengintegrasian ekonomi ini secara langsung maupun tidak langsung akan menarik
sektor lain seperti politik, budaya, sosial, dan lain sebagainya termasuk sektor
pendidikan yang di Indonesia secara sistemik berangsur-angsur terintegrasi
kedalam tatanan dunia pendidikan global.