Hidup Kelas Buruh !!! Hidup Kaum Tani !!!
Hidup Pemuda !!! Hidup Kaum Miskin Kota !!!
Hidup Mahasiswa Progresif Revolusioner !!!
SMI
Cerdas, Militan, Merakyat !!!
Salam Pembebasan Nasional!!!
Kawan-Kawan Seperjuangan !!!
Kami sampaikan rasa hormat setinggi-tingginya kepada kawan-kawan,
seluruh anggota Serikat Mahasiswa Indonesia di perbagai penjuru negeri
ini yang senantiasa bersama-sama berjuang tanpa mengenal rasa letih
ditengah-tengah massa-rakyat yang tertindas serta senantiasa berpegang
teguh terhadap perjuangan pembebasan nasional. Tak lupa juga, kami
sampaikan terima kasih kepada organisasi-organisasi rakyat yang telah
banyak memberikan kritik dan dukungannya dalam aktivitas persatuan
perjuangan pembebasan. Dan kami yakini bahwa dengan persatuanlah rakyat
mampu melewati masa suram kehidupan umat manusia menuju kemenangan dan
kesejahteraan. Kepada seluruh mahasiswa di penjuru tanah air ini, kami
sampaikan salam kenal dan salam hangat dari Serikat Mahasiswa Indonesia,
sebuah organisasi massa mahasiswa yang terus berjuang melawan
kapitalisasi pendidikan. Dimana praktik jahat dari kapitalisasi
pendidikan telah menghancurkan kualitas tenaga-tenaga produktif rakyat
Indonesia.
Kawan-Kawan Yang Terhormat !!!
Dalam kesempatan ini, di momentum Hari Lahir Serikat Mahasiswa Indonesia yang ke-5, kami sampaikan pidato yang berjudul
“Perkuat Organisasi Kita dan Bersama Gerakan Rakyat Melawan Kapitalisasi Pendidikan”.
Judul ini bukanlah dari keinginan-keinginan semata, namun lahir dari
gerak materi yang senatiasan berkembang. Dimana saat ini kita berada di
tengah-tengah masyarakat yang dikuasi oleh kapitalisme serakah dengan
cara memeras keringat dan merampok setiap denyut nadi kehidupan rakyat.
Dan organisasi kita (Serikat Mahasiswa Indonesia) yang memiliki karakter
anti Imperialisme, sudah menjadi keharusan agar terus memperbaiki dan
mengembangkan diri guna menghadang laju kelas pemodal yang terus
menindas rakyat.
Sejarah terus bergerak maju, menempatkan posisi kapitalisme yang
lebih arogan dalam memenuhi hasratnya. Penghisapan yang tanpa mengenal
batas-batas wilayah ataupun negara. Bagai jaring laba-laba, ia menjerat
setiap negara lalu dihisap, dirampok kekayaannya. Kapitalisme dengan
watak sejatinya, terus-menerus meluaskan dominasinya. Pendidikan sebagai
modal untuk mencerdaskan dan sebagai alat pembebasan pun telah
terkapitalisasi. Pendidikan telah menjadi komoditas pasar yang
diperjual-belikan.
Kawan-Kawan Yang Anti Kapitalisme !!!
Di zaman penjajahan modal (Kapitalisme) tatanan ekonomi yang
dilahirkan adalah ekonomi kapitalisme. Hal itu ditunjukan dengan adanya
kepemilikan pribadi dari segelintir orang yang menguasai mayoritas
rakyat dibelahan dunia. Begipula di Indonesia tatanan masyarakat dan
ekonominya berdiri kokoh sistem kapitalisme yang terus menghisap
kehidupan rakyat. Orde sosial, hubungan-hubungan sosial dari
hubungan-hubungan produksi yang timpang ini telah menghempaskan rakyat
pada kubangan lumpur penindasan. Kondisi seperti inilah yang telah
membelah masyarakat menjadi dua kelas yang saling berlawanan, yaitu
kelas pemilik pemodal dan kelas buruh.
Sejatinya dengan tangan dan fikiran buruhlah yang telah membangun
peradaban modern. Lihatlah gedung-gedung menjulang tinggi, jalan raya
yang halus, televisi yang ada dirung tamu, mobil yang selalu
mengantarkan ketempat tujuan, pakaian yang kawan-kawan pakai dan lain
sebagainya merupakan hasil karya kelas buruh. Dan mereka kaum tani
dengan telaten merawat tanaman, buah-buahan sehingga hasil karya dapat
menghidupi ratusan juta manusia. Namun, ternyata kehidupan kelas buruh
dan kaum tani tidak jua membaik, melainkan yang didapat adalah
keterasingan, penindasan dan kesengsaraan.
Dan sekarang, perkembangan sistem kapitalisme yang masih mengalami
krisis hebat, telah membuat rakyat semakin menderita. Dengan pelbagai
cara kapitalisme hendak mendiagnosis krisisnya. Kenyataanya bahwa
kapitalisme gagal untuk memulihkan diri dengan berbagai program jahatnya
seperti pemberian dana stimulus, pengetatan anggaran dan Hutang.
Modus yang lebih jahat lagi dari kapitalisme dalam mengekspansi modal
guna mengobati krisisnya yakni dengan strategi perdagangan bebas.
Perdagangan bebas merupakan bentuk perampokan bebas-besar oleh
kapitalisme terkhusus di negeri dunia ke-3. Indonesia sebagai negara
yang kaya akan sumber daya manusia maupun alam, sekaligus sebagai surga
pasar modal merupakan sasaran utama bagi perampokan kapitalisme.
Kawan-Kawan Yang Terus Berlawan !!!
Suatu kenyataan bahwa kesejahteraan tidak akan lahir dari rahim
kapitalisme. Kapitalisme akan selalu melahirkan kemiskinan, penindasan
bagi mayoritas masyarakat dibelahan dunia manapun dan ia akan
menguntungkan segelintir orang yang punya modal. Apalagi pada situasi
krisis saat ini, rakyat menjadi semakin menderita karena menanggung
semua beban dari krisis kapitalisme tersebut.
Negara sebagai alat kelas yang berkuasa telah membuka jalan bagi
investor (kelas pemodal) sekala besar dengan berbagai
kesepakatan-kesepakan dan regulasi-regulasi kebijakannya. Beberapa
kesepakatan-kesepakan (misalnya, National Summit dan ASEAN Summit) telah
mendatangkan investor-investor untuk menamkan modalnya keberbagai
sektor di penjuru tanah air.
Salah satu praktik jahat negara, rezim SBY-Boediono untuk
mendatangkan kelas pemodal yakni dengan menjual eksistensi kelas buruh
Indonesia dengan politik upah murah. Negara telah menjamin bahwa upah
buruh akan lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya.
Belum lagi skema ekploitasi yang begitu kejam oleh kelas pemodal, yakni
dengan skema
“labour market flexsebility”.
Labour market fleksebility ditunjukan dengan penerapan sistem kerja kontak dan
outsourching yang kian menghilangkan hak-hak normatif kelas pekerja.
Dengan drajat penindasan yang tidak kalah kejamnya dengan kelas
buruh, kaum tani miskin dan buruh tani yang tak bertanah dipedesaan
semakin dimiskinkan oleh rezim kapitalistik. Negara berlahan-lahan mulai
melepas tanggungjawabnya dengan mencabut subsidi pertanian. Dan dari
hari kehari lahan petani kian menyempit. Kondisi tersebut diperparah
dengan rencana rezim SBY-Boediono yang didukung sepenuhnya oleh kelas
pemodal yaitu pengesahan Rancangan Undang-undang Pengadaan Tanah untuk
Pembangunan. RUU ini sejatinya adalah RUU perampasan tanah untuk
kepentingan kelas pemodal.
Kemudian liberalisasi pertanian semakin menggurita dengan pilihan model
Food Estate oleh Rezim SBY-Boediono, yang mana pilihan
Food Estate
akan mempermudah pihak pemodal dalam berinvestasi. Maka pengembangan
industri pertanian skala luas atau Food Estate sejatinya bukan
diperuntukan untuk kaum tani miskin dan buruh tani, melainkan lahan
pertanian yang subur akan diserahkan penguasaan dan pengelolaannya
kepada koorporasi pertanian.
Ditambah lagi dengan kekerasan negara dan aparaturnya yang semakin
menambah penderitaan kaum tani. Tidak sedikit kaum tani yang meninggal
ditembak oleh aparat keamanan (polisi dan TNI). Karena alat kekerasan
negara memang diciptakan untuk melindungi kelas yang berkuasa yaitu
kelas pemodal.
Disisi lain, kemajuan-kemajuan peradaban modern tidak membuat pemuda
dan kaum miskin kota terangkat derajatnya. Pemuda dihadapkan dengan
persoalan penganguran. Dalam sistem kapitalisme, para pemuda sengaja
dipaksa menjadi bagian dari tentara cadangan industri. Sedangkan kaum
miskin kota selalu dianggap sampah oleh negara, mereka selalu
digusur-kesana kemari. Jamin kesejahteraan terhadap mereka adalah ilusi
belaka. Negara beserta elit politik borjuasi benar-benar telah gagal
dalam menuikan tugaskan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.
Kawan-Kawan Yang Senantiasa Melawan Kapitalisasi Pendidikan !!!
Pendidikan Nasional sebagai komoditas semakin hari semakin masif
menuju puncak liberalisasi dan telah menghancurkan kualitas
tenaga-tenaga produktif serta telah menciptakan budaya baru yang
kapitalistik. Wajah liberalisasi pendidikan hari ini memang sudah di
persiapkan dari jauh-jauh hari. Dimana kepentingan kapitalisme
(internsional maupun nasional) adalah untuk menjadikan pendidikan
sebagai barang jasa yang dapat menghasilkan
surplus value bagi kelas pemodal.
Kapitalisasi pendidikan yang kejam ini telah menutup akses rakyat
untuk mendapatkan hak-haknya atas pendidikan. Coba lihat! buruh dan tani
Indonesia yang penghasilan pas-pasan, pas-pasan untuk mengisi perut,
tidak mungkin akan mampu menyekolahkan anaknya yang biayanya selangit!
Selain mahalnya biaya pendidikan,
out put dari pendidikan
nasional tidak mampu mengembangkan kualitas tenaga produktif manusia
Indonesia. Lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta bersaing bukan
dalam soal peningkatan mutu (kualitas) pendidikan, melainkan dalam
persaingan harga biaya pendidikan. Dan ketika pendidikan menjadi barang
dagangan, mutu pendidikan atau kemampuan akademik tidak akan
diperioritaskan. Kenyataannya bahwa mutu pendidikan nasional masih
rendah. Pendidikan nasional masih jauh tertinggal dalam tingkat
partisipasi pendidikan tinggi dan mutu akademik dibanding dengan negara
Malaysia, Filiphina dan Singapura.
Ironisnya sudah biaya pendidikan mahal dan kualitas pendidikan yang
rendah, masih juga praktik-praktik pungutan liar dijalankan oleh lembaga
pendidikan. Praktik Pengutan liar diterapkan dengan modus biaya daftar
ulang siswa dengan kegunaan untuk membeli seragam, buku pelajaran, dana
pembangun, dana perpustakaan dan lain sebagainya yang mencapai jutaan
rupiah. Pungutan liar pun tidak hanya disekolah-sekolah namun terjadi di
universitas bahkan lebih besar pungutan liarnya.
Kita yakini bahwa Modal utama dalam mengembangkan potensi manusia
menjadi manusia yang “tercerahkan” adalah pendidikan. Pendidikan mampu
meruntuhkan penjara kebodohan manusia, membalikan dari yang gelap
menjadi terang, pembuka pintu kepada kesadaran-diri, meningkatkan harkat
dan martabat manusia serta membebasakan manusia dari penindasan. Namun
kenyataannya, dibawah rezim borjuasi tidak akan pernah mau, tidak pernah
ada keinginan dan tak akan rela untuk mencerdaskan rakyatnya.
Hal itu dibuktikan dengan berbagai kebijakan yang tidak memihak pada
rakyat. Dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS)
negara jelas telah melepaskan tanggungjawab terhadap pendidikan
nasional. Pendidikan diserahkan kepasar, diperjualkan layaknya
komoditas. Bahkan Rencana Undang-undang Perguruan Tinggi (RUU PT) yang
hendak disahkan merupakan upaya rezim meliberalisasikan pendidikan
nasional secara total.
Kawan-Kawan Yang Militan !!!
Benar bahwa perjuangan kita adalah melawan kapitalisasi pendidikan
sebagai ekspresi perjuangan normatif kita sebagai mahasiswa. Namun
persoalan pendidikan nasional sejatinya bukan hanya persoalan mahasiswa
atau pun civitas akademika kampus semata, melainkan persoalan rakyat.
Rakyat memiliki kepentingan terhadap pendidikan nasional !!!. Maka
bersama rakyatlah kita berjuang dalam menghalau cengkraman kapitalisme
dalam dunia pendidikan nasional.
Dengan amat sadar, bahwa kita tidak akan mampu mengubur kapitalisme
di dunia pendidikan sendirian. Kita membutuhkan sekutu-sekutu dari
seluruh gerakan rakyat. Tanpa mereka kita kerdil tak punya kekuatan, dan
lama-kelamaan akan hilang tergerus oleh geganasan kapitalisasi
pendidikan.
Maka daripada itu, Ayo kita kepabrik-pabrik, kesawah-sawah katakan
pada mereka kelas buruh dan kaum tani bahwa mereka memiliki kepentingan
yang sama terhadap pendidikan nasional. Katakan pada mereka, gara-gara
negara yang dipimpin kelas borjuasi tidak akan rela memberikan
pendidikan secara cuma-cuma. Katakan pula kepada mereka, ayo kita
bersama-sama berjuang melawan kapitalisasi pendidikan.
Kapitalisasi Pendidikan: Hancurkan !!!
Pendidikan Gratis: Ilmiah, Demokratis !!!
Pendidikan Gratis: Bervisi Kerakyatan !!!
Persatuan Gerakan Rakyat: Lawan Kapitalisasi Pendidikan !!!
Maka jelaslah, bahwa persatuan gerakan rakyat yang kita butuhkan dalam mengubur dalam-dalam kapitalisme didunia pendidikan.
Kawan-kawan Kaum Revolusioner !!!
Apakah perjuangan melawan kapitalisasi pendidikan akan membawa pada
pembebasan nasional? Tentu tidak!!! Bisa kita lihat posisi politik di
Negara kita sebagai suprastruktur hanya mengakomodir kepentingan kelas
borjuasi dan melemahkan kepentingan rakyat. Rezim beserta aparatur
Negara lainnya bukanya tidak mampu, akan tapi tidak ada keinginan untuk
merubah tatanan negeri ini lebih maju, mereka hanya berupaya
mempertahankan kekuasaannya untuk menindas rakyat.
Rezim beserta elit politik lainnya hanya tunduk dan menghamba pada
sistem kapitalisme yang serakah !!! rezim telah gagal mensejahterakan
rakyat !!! Sekali lagi kami tegaskan, dibawah sistem kapitalisme tidak
akan pernah ada program kerakyatan seperti reforma agraria sejati,
nasionalisasi aset vital dan industrialisasi nasional yang kuat dan
mandiri.
Maka tidak ada jalan lain dari pembebasan nasional, kecuali
menghancurkan sistem kapitalisme beserta rezim dan elit politik burjuasi
busuk dengan persatuan gerakan rakyat. Yaitu persatuan kelas buruh
sebagai tenaga penggerak revolusi sosial dan kekuatan kaum tani serta
didukung dengan gerakan rakyat lainnya (pemuda, mahasiswa dan kaum
miskin kota). Dengan persatuan inilah, sejatinya rakyat dapat merebut
kekuasan borjuasi dan menentukan masa depannya sendiri yang sejahtera.
Kawan-Kawan Yang Merakyat !!!
Kita sudah tahu mana musuh dan kawan perjuangan kita. Musuh kita
adalah kapitalisme yang menghisap dan menindas rakyat. Sedangkan kawan
atau sekutu perjuangan kita adalah mereka yang selalu diperas
keringatnya di pabrik-pabrik, mereka yang selalu dijarah sawah dan
ladangnya, mereka yang selalu digusur kesana-kemari, mereka yang selalu
berbaris sebagai tentara cadangan industri.
Dan kita ketahui bersama, bahwa di ruang kampus penuh dengan
propaganda-propaganda jahat kapitalisme guna menjauhakan kita kepada
rakyat. Bujuk rayu dan ilusi menyesatkan kapitalisme mengubah watak kita
menjadi watak yang individualis, apitis, apolitis serta hedonis. Hampir
tidak kita temui serpihan propaganda kelas buruh kampus-kampus.
Oleh karena itu, kesadaran kelas yang hendak kita bangun haruslah
senantiasa bersinggungan langsung dengan kelas buruh, bersama rakyat.
Dari mengubah liburan gaya borjuasi menjadi LIBERA (liburan bersama
rakyat), melakukan
live in serta melakukan kerjasama
programatik dengan organisasi buruh maupun tani, niscaya kita akan
ditempa menjadi mahasiswa yang memiliki kesadaran kelas, yaitu kesadaran
kelas buruh.
Kawan-Kawan Yang Terus Bekerja Membesarkan Organisasi !!!
Langkah dasar yang harus ditempuh kita guna memperkuat organisasi
kita, menjadikan organisasi menjadi besar dan revolusioner adalah dengan
menguasai keadaan, keadaan itu harus dianalisis (dibaca), buat planning
lalu lakukan kerja-kerja kongkrit dengan tujuan hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini dan
seterusnya. Kita akan beromong-kosong jika kita hanya membicarakan atau
mendiskusikan masalah kerakyatan namun kita tidak ada yang dikerjakan.
Maka diperlukan langgam gerak yang revolusioner yang sepenuhnya jiwa
raga dipersembahkan kepada rakyat tertindas melalui perjuangan yang
terpimpin.
Setidaknya ada beberapa jalan terang yang akan menuntun kita menjadi organisasi yang besar, tangguh dan revolusioner.
Pertama, kita
harus sungguh-sungguh dalam mengamalkan (mempratekkan) teori yang telah
kita dapatkan untuk membebaskan rakyat dari hisapan orang-orang serakah
(kapitalis). Kesinambungan antara teori dan praktek dengan sadar dan
ikhlas akan memberikan manfaat bagi diri sendiri yaitu kian tumbuhnya
semangat berlawan dan tentunya kepada rakyat yang tertindas.
Kedua, Hanya dengan adanya kesatuan disiplin yang kuat ini
organisasi kita bisa tetap memelihara sifat memimpin, bisa tetap
mempertahankan sifat berdiri sendiri dalam ideologi, politik dan
organisasi, serta bisa tetap memelihara hubungan yang erat dengan massa
mahasiswa dan massa-rakyat .
Disiplin organisasi kita bersumber
dari nilai-nilai kehidupan kelas buruh. Bagaimana kelas buruh dituntut
datang sebelum jam kerja, kedisiplinan kelas buruh dalam menjalankan
kerja produksi, ia memiliki kehatian-hatian dalam memproduksi sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas. Dan yang terpenting disiplin kelas
buruh dalam memenagangkan kontradiksi dengan kelas pemodal !!! Mari
kita contoh disiplinnya kelas buruh !!!
Ketiga, dalam pratek perjuangan adakalanya perhitungan kita
tidak cocok dengan keadaan objektif. Maka timbulah kekurangan-kekurangan
dan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan. Kekurangan dan kesalahan
merupakan penyakit yang ganas. Penyakit tersebut tidak boleh dibiarkan,
melain sesegera mungkin harus diobati, sebab kalau tidak, ia dapat
menghacurkan dan meluluh-lantahkan organisasi. Disinilah pentingnya
kritik oto kritik sangat dibutuhkan dalam terapi organisasi dalam menuju organisasi yang besar.
Keempat, kolektif bukanlah kerja gerombolan, melainkan kerja
dengan pembagian kerja yang rapi dan sistematis. Dalam hal ini
pekerjaan tidak juga dilakukan hanya seorang saja bahkan hanya
melimpahkan pada pimpinan-pimpinas semata, melainkan semua alat
organisasi berkerja menurut tugas dan fungsi masing-masing dengan
berpegang pada kesimpulan-kesimbulan yang dibuat secara bersama. Kerja
kolektif juga bukan kerja yang parsial melainkan kerja yang saling
berhubungan, oleh karena itu dibutuhkan ruang koordinasi yang teratur.
Ayo tunjukan kerja kolektif kita !!!
Kelima, dalam mekanisme organisasi,
sentalisme demokrasi
merupakan penuntun arah gerak organisasi. Dimana perseorangan harus
tunduk pada organisasi, minoritas tunduk di bawah mayoritas, organisasi
rendah tunduk kepada organisasi lebih tinggi, serta keseluruhan
organisasi berada dibawah kepemimpinan nasional dan Konfrensi Nasional.
Sentralisme demokrasi juga akan membentengi dari gerak sporadis dan tak
terpimpin yang akan membahayakan organisasi.
Keenam, praktek kita ada massa. Sebagai organisasi massa
mahasiswa, kita tentu harus berbaur dengan lautan massa mahasiswa.
Dengan menyatunya kita dengan massa, kita akan mengetahui apa kemauan
massa dan mana yang dapat dimajukan dari massa. Lebih tinggi lagi adalah
massa-rakyat. Sebagai organisasi yang memiliki perspektif multi-sektor,
sudah keharusan kita berdampingan dengan massa rakyat yang selalu
dimiskinkan oleh sistem kapitalisme. Dengan mereka kita belajar bersama
dan berjuang bersama. Inilah yang kita namakan garis massa !!!
Kawan-Kawan Tercinta !!!
Lima tahun berjalannya organisasi kita banyak pahit manis yang kita
rasakan. Lima tahun kerja organisasi kita kadang mulus kadang
tergelincir. Namun kita senantiasa selalu belajar dan terus-menerus
belajar dari sejarah guna memperkuat dan memperluas struktur organisasi
kita.
Dengan momentum lima tahun hari lahir organisasi kita Serikat
Mahasiswa Indonesia kian menambah semagat perjuangan kita, kian
memperhebat kerja-kerja dalam lapangan ideologi, politik dan organisasi,
serta kian meningkatkan keyakinan kita akan pembebasan nasional yakni
terwujudnya kehidupan masyarakat yang demokratis secara politik, adil
secara sosial, sejahtera secara ekonomi, dan partisipatif secara budaya.
Sebelum dipenutup, kami tegaskan sikap politik Serikat Mahasiswa
Indonesia bahwa dibawah sistem kapitalisme, rezim SBY-Boediono dan
elit-elit borjuasi telah gagal dalam mensejahterakan rakyat. Serta
menyerukan kepada seluruh elemen gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat
agar membangun persatuan perjuangan dalam melawan gurita kapitalisasi
pendidikan !!!
Demikian pidato kami dalam menyambut hari lahir Serikat Mahasiswa
Indonesia, dan sekali lagi, kepada seluruh gerakan rakyat Indonesia kami
sampaikan terima kasih atas kritik dan dukungan yang telah membesarkan
kami. Kepada seluruh anggota Serikat Mahasiswa Indonesia yang
terus-menurus bekerja berlandaskan garis politik pembebasan nasional
melawan imperialisme kami sampaikan rasa hormat setinggi-tinginya dan
tak lupa jua kami ucapkan selamat hari lahir Serikat Mahasiswa Indonesia
Ke-V.
Hidup Kelas Buruh !!!! Hidup Kaum Tani !!! Hidup Rakyat Indonesia !!!
Viva SMI !!! Jayalah Serikat Mahasiswa Indonesia !!!
SMI: Cerdas, Militan, Merakyat !!!
Jakarta, 17 Agustus 2011
KPP – SMI
(Komite Pimpinan Pusat – Serikat Mahasiswa Indonesia)